GAZA (Arrahmah.com) – Muslim Palestina di Jalur Gaza tetap menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan meskipun blokade yang diberlakukan Zionis Israel masih berlangsung dan secara intensif tentara zionis melancarkan serangan mereka.
Bulan kesembilan dalam kalender Islam dimulai di Gaza pada hari Rabu (11/8/2010) dan ummat Islam wajib untuk menjauhkan diri dari makanan dan minuman dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Bahan makanan di Gaza tidak lagi terjangkau bagi sebagian orang di wilayah pesisir yang erat dengan kemiskinan ditambah adanya blokade selama tiga tahun lebih oleh otoritas zionis Israel.
Angka pengangguran di pesisir Gaza saat ini mencapai 40% dan kini tengah dalam masa pemulihan dari kerusakan yang diperkirakan mencapai 1,6 Juta USD akibat agresi Israel beberapa tahun lalu.
Kehidupan melaut (nelayan) dan pertanian tetap menjadi dua sumber pokok di wilayah Gaza sebagai mata pencaharian. Dan Angkatan Laut Zionis secara rutin melakukan patroli di lepas pantai mencegah nelayan Gaza berlayar jauh ke tengah laut yang mereka klaim sebagai wilayah mereka dimana nelayan Gaza dapat menjaring ikan dengan kualitas baik. Rusaknya sistem pembuangan limbah Gaza memaksa penduduk untuk menggunakan pantai sebagai tempat pembuangan limbah.
Awal tahun ini, Israel mendeklarasikan 20 persen dari wilayah Arab di Gaza “tidak boleh dilalui” dan tentara zionis menyerang setiap petani yang mendekati “zona penyangga”.
“Kami mencoba melupakan rasa sakit dan penderitaan kami dengan melakukan yang terbaik untuk hidup secara normal seperti orang lain di tempat lain. Kami menjalankan Ramadhan ditengah blokade dengan sedikit dukungan atau tidak ada sama sekali dari negeri Arab lainnya,” ujar seorang penduduk Gaza seperti yang dilansir Press TV.
Kekuarangan bahan bakar diesel menutup satu-satunya generator listrik dan menyebabkan pemadaman.
“Hidup kami menjadi semakin sulit karena pemadaman listrik, makanan dan kekurangan air dan pengangguran,” ujar penduduk lainnya.
“Pemadaman listrik harian telah membuat situasi semakin memburuk. Pemadaman membuat alat rumah tangga kami rusak. Kami tidak lagi bisa menyimpan makanan dan minuman dingin,” lanjutnya.
Dalam kasus terburuk, pemadaman listrik terjadi selama 12 jam.
Semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk saudara kita di Gaza dan mendapatkan limpahan berkah selama Ramadhan tahun ini. (haninmazaya/arrahmah.com)