MANILA (Arrahmah.com) – Salah seorang muslim Filipina yang disinyalir tergabung dalam sebuah kelompok ‘ekstrimis’ diekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi tuduhan penculikan empat orang warganegara AS, sebagaimana diungkapkan dalam pernyataan kedutaan besar AS di Manila pada Sabtu (29/8).
Madhatta Haipe, yang juga dikenal sebagai Komander Haipe, dikirim ke Amerika Serikat pada Kamis atas tuduhan melakukan penyanderaan dan tuduhan lainnya. Kemungkinan ia akan menerima hukuman penjara seumur hidup, kata pernyataan kedutaan besar.
Duta besar AS untuk Filipina, Kristie Kenney, mencurigai Haipe sebagai seorang anggota Abu Sayyaf, kelompok yang sering dihubungkan oleh agen intelejen dengan jaringan al Qaidah.
Departemen Keadilan AS mengatakan pada Jumat (28/8) bahwa Haipe, yang juga merupakan mantan profesor universitas untu studi Islam, diduga memimpin sekelompok laki-laki bersenjata dalam menculik 16 orang, termasuk empat orang warga negara Amerika, dari tempat wisata air terjun di pulau selatan Mindanao pada 27 Desember 1995.
“Melalui ekstradisi ini, kami berharap akan membawa keadilan bagi korban penyanderaan, baik dari pihak Amerika maupun Filipina,” kata David Kris, asisten pengacara keamanan nasional Filipina pada hari Jumat.
Belum jelas kapan dan bagaimana pemerintah Filipina menahan Haipe.
Charlene Thornton, agen istimewa FBI di Honolulu, mengatakan pihaknya menyelidiki kasus ini dan berkoordinasi dengan pemerintah Filipina selama 15 tahun.
Haipe harus menghadapi tujuh tuntutan dalam persidangan sejak November 2000, termasuk tuduhan penyanderaan, menggunakan senjata api, dan persekongkolan. Masing-masing kasus dituntut hukuman maksimum yang bervariasi dari lima tahun sampai hukuman penjara seumur hidup. (althaf/afp/arrahmah.com)