SKANDINAVIA (Arrahmah.com) – Di saat sebagian besar Muslim di dunia menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan ini dalam kondisi yang normal, memulai puasa di saat fajar (subuh) dan berbuka di saat matahari terbenam (maghrib), ada sebagian umat Islam yang menjalani puasa Ramadhan dengan waktu yang tak biasa, menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.
Sebagaimana yang terjadi di bagian utara Skandinavia di mana matahari tidak terlihat terbenam di saat musim panas, masyarakat Muslim di sana harus mencari cara alternatif untuk menentukan waktu berbuka puasa. Alhamdulillah, Muslim di kota Artik itu telah menemukan caranya, lansir World Bulletin.
Sekitar 700 Muslim di Kiruna kekurangan badan lokal yang mengurus urusan agama mereka, seperti menentukan waktu berpuasa bagi mereka. Jadi, sementara sebagian dari mereka memilih untuk berpuasa sesuai dengan waktu Makkah, kiblat kaum Muslimin. Sedangkan sebagian lainnya memilih untuk menyesuaikan dengan waktu Stockholm, di mana matahari benar-benar terbenam, meskipun hanya beberapa jam sebelum ia terbit kembali.
Sebaliknya, ketika musim dingin matahari tidak terlihat terbit selama dua minggu. Hal tersebut tidak hanya berdampak pada waktu berpuasa tetapi juga berdampak pada waktu shalat. Dalam kasus ini, Muslim di daerah tersebut harus mengikuti waktu shalat lokasi terdekat. (siraaj/arrahmah.com)