DELHI (Arrahmah.com) – Organisasi Muslim India dan badan-badan hak asasi manusia memprotes kekejaman dan tindakan kejam yang dilakukan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar, seperti dilansir MuslimsToday pada Jumat (12/4/2013).
Protes yang diselenggarakan oleh seluruh Majlis-e-Mushawarat India mengutuk pemerintah Myanmar untuk tidak bertindak kejam dan untuk menghentikan kekerasan terhadap Muslim Rohingya di Rakhine (Arakan).
Protes itu direncanakan digelar di depan Kedutaan Besar Myanmar di Nyay Marg, namun polisi Delhi menghentikan demonstran di Teen Morti Marg dekat kantor polisi Chankyapuri.
Penganiayaan terhadap Muslim Rohingya dimulai pada tahun 1960. Pada tahun 1982, di bawah hukum yang aneh, kewarganegaraan Burma mereka dilucuti, karena mereka harus membuktikan bahwa nenek moyang mereka hidup dengan di Burma pada tahun 1832.
“Tidak ada hukum seperti itu di mana pun di dunia dan warga Burma akan kehilangan kewarganegaraan mereka jika aturan itu diterapkan pada semua orang di negerinya,” kata seorang pengunjuk rasa.
Muslim Rohingya telah menjadi bagian Burma selama sekitar seribu tahun dan telah menguasai daerah mereka selama berabad-abad. Sebagai akibat dari penganiayaan di kota-kota dan desa-desa Rohingya, hampir satu juta masyarakat Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga terutama Bangladesh.
Gelombang penganiayaan dan pembersihan etnis ini dipelopori oleh biksu Budha, dimulai pada bulan Februari tahun lalu di mana terjadi pembunuhan, perusakan dan pembakaran ribuan rumah dan fasilitas masyarakat serta pengusiran masyarakat Rohingya dari desa mereka.
Diperkirakan 150.000 warga Rohingya telah melarikan diri dari negara mereka mencari perlindungan di Bangladesh, India, Thailand dan Malaysia, di mana mereka hidup dalam kondisi menyedihkan. Banyak di antara mereka yang telah gugur ketika mencoba melarikan diri dengan perahu kecil.
“Kami merasa sangat kecewa bahwa pendukung proses demokrasi yang sedang berlangsung di Myanmar, yang dipimpin oleh pemenang Nobel Ang San Suukyi, telah menolak untuk membela para warga malang Burma. Kami mengutuk kelambanan pemerintah Myanmar dan meminta pemerintah kami sendiri serta masyarakat internasional untuk membela orang-orang Rohingya di saat mereka sangat membutuhkan dan untuk menerapkan prinsip-prinsip yang sama kepada warga Rohingya seperti yang diterapkan untuk warga negara lainnya,” kata Mohammad Ahmad, Sekjen Jamaat-e-Islami Hind. (banan/arrahmah.com)