DHAKA (Arrahmah.com) – Puluhan ribu pengunjuk rasa berbaris rapih ibu kota Bangladesh, Dhaka, menyerukan boikot produk Perancis kemarin (27/10/2020). Aksi warga muslim Bangladesh ini merupakan ungkapan kemarahan mereka atas Nabi Muhammad dan Islam yang dilecehkan oleh Perancis.
Para pengunjuk rasa membakar patung Macron selama pawai mereka di Dhaka, sambal meneriakkan “Boikot produk Perancis” dan menyerukan agar pemimpin Perancis itu dihukum atas tuduhan Islamofobia.
Sebagaimana dilansir Al Jazeera (27/10), polisi memperkirakan lebih dari 40.000 orang mengambil bagian dalam pawai yang diorganisir oleh partai Islami Andolan Bangladesh (IAB).
Macron telah memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim dengan menuduh Muslim “separatisme” dan menggambarkan Islam sebagai “agama yang mengalami krisis di seluruh dunia”.
Pemimpin Perancis itu juga mengumumkan rencana “untuk mereformasi Islam” agar enam juta Muslim di negara itu lebih sesuai dengan nilai-nilai republik Perancis.
Ketegangan semakin meningkat setelah pembunuhan Samuel Paty, seorang guru sekolah menengah yang menunjukkan gambar Nabi Muhammad kepada murid-muridnya selama diskusi tentang kebebasan berbicara.
Sejak itu, reaksi terhadap pernyataan Macron telah meningkat, dengan seruan untuk pengusiran utusan Prancis dari beberapa negara mayoritas Muslim dan pemboikotan barang-barang Perancis.
“Macron adalah salah satu dari sedikit pemimpin yang menyembah Setan,” Ataur Rahman, seorang pemimpin senior IAB mengatakan pada rapat umum di masjid nasional Baitul Mukarram, dari mana pawai dimulai.
Rahman meminta pemerintah Bangladesh untuk “mengusir” duta besar Perancis sementara pemimpin lainnya, Hasan Jamal, mengatakan para aktivis akan “merobohkan setiap bata gedung itu” jika utusan itu tidak diperintahkan keluar.
“Perancis adalah musuh Muslim. Mereka yang mewakili mereka juga musuh kami,” kata Nesar Uddin, seorang pemimpin muda partai.
Pawai dihentikan sebelum bisa mendekati Kedutaan Besar Perancis di Dhaka.
Ratusan petugas polisi menggunakan barikade kawat berduri untuk menghentikan para pengunjuk rasa, yang berbaris dengan damai.
(hanoum/arrahmah.com)