WINA (Arrahmah.com) – Federasi utama penduduk Muslim Austria (IGGiOe) telah menyatakan keprihatinan atas pengumuman Wina tentang penutupan tujuh Masjid dan mengusir para imam yang didanai Turki.
Wina ingin mendiskreditkan komunitas agama, ujar Ibrahim Olgun, presiden kelompok IGGiOe pada Ahad (10/6/2018) seperti dilansir Al Jazeera.
“Kebijakan itu tidak tepat untuk mengendalikan politik Islam dan pada akhirnya akan menyebabkan melemahnya struktur dalam komunitas Muslim di Austria,” tambahnya.
Olgun juga mengkritik pemerintah karena tidak menginformasikan langkah-langkah terlebih dahulu dan langsung mengumumkannya pada Jum’at terakhir di bulan suci Ramadhan.
Pada konferensi pers Jum’at lalu, Kanselir Sebastian Kurz mengatakan pemerintah menutup Masjid Turki dan membubarkan kelompok yang disebut Arab Religious Community yang menjalankan enam Masjid di Austria.
Tindakan pemerintah Austria diklaim berasal dari Undang-undang 2015, yang melarang pendanaan asing dari kelompok agama dan mengharuskan masyarakat Muslim memiliki pandangan fundamental positif terhadap negara dan masyarakat [Austria].
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sehari setelah pengumuman (9/6), mengecam keras langkah itu dan mengatakan sebagai langkah anti-Islam dan menjanjikan respon untuk hal itu.
Dia mengatakan: “Langkah-langkah yang diambil oleh perdana menteri Austria, saya khawatir, memimpin dunia menuju perang antara salib dan bulan sabit”.
Hingga 60 Imam dan keluarga mereka dapat diusir, di mana Wina mengklaim mereka dibiayai oleh Ankara. Dua Imam yang tengah menunggu permintaan perpanjangan izin tinggal telah ditolak.
Sementara itu, beberapa partai oposisi Austria mendukung langkah itu, dan menyebutnya “hal masuk akal pertama yang dilakukan pemerintah”. (haninmazaya/arrahmah.com)