IDLIB (Arrahmah.com) – Pengeboman yang dilakukan Rusia memaksa Suriah untuk mendirikan kamp-kamp pengungsi baru untuk mengevakuasi orang-orang yang menjadi korban dari serangan Rusia.
Seperti dilansir MEMO (9/11/2015), pengungsi baru Suriah diperkirakan mencapai puluhan ribu orang. Mereka mendirikan kamp-kamp atas dukungan relawan asing maupun lokal di pedesaan provinsi Idlib dekat perbatasan Suriah-Turki.
Para pengungsi datang dari daerah sekitar kota-kota Hama dan Aleppo, dan daerah pedesaan di Selatan Idlib.
Anadolu melaporkan bahwa kamp-kamp baru yang dibangun sudah termasuk air, listrik, dan sekolah. Lebih dari satu keluarga berada dalam tenda yang sama.
Meskipun dalam kondisi seperti itu, banyak dari pengungsi menyatakan merasa lega karena telah aman di dalam tenda dibandingkan ribuan pengungsi lainnya yang tidak mendapatkan tempat berlindung sama sekali jika musim dingin datang nanti.
Abu Ali Al-Adalbi, kepala tim relawan di daerah Sarmada provinsi Idlib, mengatakan bahwa mereka harus segera membangun kamp Suriah utara untuk menampung keluarga yang melarikan diri karena pemboman yang dilakukan Rusia secara intensif yang menargetkan warga sipil tanpa pandang bulu.
Ia menambahkan, jika pemboman terus dilakukan, jumlah pengungsi akan meningkat dua kali lipat pada awal musim digin dan musim hujan.
Sementara itu, Abu Omar, salah satu pengungsi dari pedesaan Hama, mengatakan bahwa serangan udara Rusia telah memaksa mereka untuk segera meninggalkan rumah tanpa mampu membawa satupun barang-barang mereka.
Abu Omar mengatakan bahwa ada ribuan pengungsi yang tidak memiliki akses ke kamp-kamp dan mereka terpaksa tidur di tanah pertanian tanpa tenda.
Krisis Suriah memasuki babak baru menyusul keterlibatan Rusia sejak awal September. Rusia mengklaim intervensi secara eksklusif hanya menargetkan ISIS, namun fakta menunjukkan bahwa 90 persen dari serangan Rusia ditargetkan pada daerah bebas ISIS.
(fath/arrahmah.com)