ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Mantan presiden Pakistan, Pervez Musharraf, mengungkapkan keterlibatan Inggris dalam proses penyiksan terhadap tahanan yang diklaim sebagai tersangka teroris. Menurut Musharaf, Inggris tidak pernah meminta badan intelejan Pakistan (ISI) untuk menyiksa warga negara Inggris yang ditahan di Pakistan, Dawn melansir pada Senin (14/3/2011).
“Tidak pernah sama sekali. Saya tidak mengingat (bahwa Inggris melarang),” katanya dalam sebuah wawancara yang akan disiarkan pada Senin malam (14/3).
Dia menambahkan, “Mungkin mereka ingin kami terus melakukan apa yang kami lakukan, itu adalah persetujuan diam-diam.”
Musharraf menjabat presiden Pakistan periode 1999-2008 pada saat salah seorang warga Inggris disiksa di penjara negaranya, menurut bukti di pengadilan Inggris. Salah satunya, Binyam Mohamed. MI5 memberikan informasi CIA tentang penduduk Inggris kelahiran Ethiopia yang diklaim sebagai pelaku teror yang harus ditangkap di Pakistan.
Pernyataan Musharraf yang provokatif dan kontroversial ini dibuat dalam sebuah wawancara untuk The Secret of War on Terror, di BBC2.
Dia mengatakan: “Kami berhadapan dengan orang-orang kejam dan berbahaya. Anda harus mendapatkan informasi mengenai orang ini. Kami perlu untuk memungkinkan kelonggaran kepada operasi intelijen dan orang-orang yang menginterogasi orang-orang kejam ini (‘teroris’).”
Namun, Lady Eliza Manningham-Buller, mantan direktur jenderal MI5, menyatakan bahwa dia keliru mengenai informasi itu. Dia berkata, “Tidak … tidak ada persetujuan diam-diam terhadap penyiksaan.”
Dia menambahkan, “Saya rasa pernyataan ini menimbulkan pertanyaan yang lebih luas.”
“Al Qaeda merupakan ancaman global. Untuk mengatasi hal itu, kita perlu berbicara dengan lembaga intelejen di seluruh dunia. Kita harus berhati-hati terkait dengan hal itu.”
Sir David Omand, mantan penasihat keamanan dan intelejen pemerintah Inggris, mengatakan dalam program ini, “Saya tegaskan kembali, kami tidak dan belum pernah terlibat dalam penyiksaan dan saya sangat yakin bahwa semua negara terkait termasuk Pakistan dan Amerika Serikat sangat menyadari kebijakan Inggris, bahwa kami tidak melakukan (penyiksaan) ini dan kami tidak meminta orang lain untuk melakukannya.”
Security Service, MI5, dan Secret Intelligent Servide, MI6, menyangkal bahwa mereka memerintahkan penyiksaan ini ke negara lain, atau mengambil bagian dalam mempromosikannya.
Sir John Sawers, kepala MI6, mengatakan tahun lalu, “Penyiksaan ini ilegal dan mengerikan, dan kami tidak ada sama sekali memiliki hubungan dengan hal itu.” (althaf/arrahmah.com)