BANDUNG (Arrahmah.com) – Ada yang menarik dari tanya-jawab antara Mufti Ismail Menk dan seorang akhwat dalam sebuah acara Ramadhan 1436 Hijriyah ini, yakni bagaimana cara seorang ikhwan menasehati wanita berlipstik menor. Subhanallah.
Di luar dugaan, Kepala Departemen Fatwa Dewan Ulama Islam Zimbabwe atau dikenal sebagai Majlisul Ulama Zimbabwe itu menjawabnya dengan sangat sederhana dan jauh dari kesan menegangkan.
Berikut Arrahmah kutipkan tausyiah Mufti Ismail Menk yang juga Imam Masjid Al Falaah di Harare dari sebuah video pada Youtube, Kamis (9/7/2015). Bismillah.
Terkadang ada orang yang bermaksud menasehati saudaranya namun caranya tidaklah tepat, awalnya ingin meluruskan kesalahan justru hasilnya sebaliknya, yang dinasihati malah semakin menjadi kemungkarannya. Sesungguhnya tujuan nasihat adalah supaya orang yang dinasihati kembali pada kebenaran, bukan semangat mencelanya. Sehingga perlu diperhatikan adab-adabnya agar nasihat lebih mudah diterima.
Imam ibnu Hibban rahimahullaah berkata, “Sesungguhnya penyampaian dengan penuh perhatian kepada saudaranya sesama Muslim adalah kritik yang membangun, lebih besar kemungkinannya untuk diterima dibandingkan penyampaian dengan maksud mencelanya.”
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Q.S. Ali Imran : 159)
Semoga melalui tausyiah Mufti Ismail Menk di Ramadhan ini, kita semakin baik dalam nasehat-menasehati, terutama kepada diri sendiri. Ighfirlana yaa Rabbana. Aammiin. (adibahasan/arrahmah.com)