SURABAYA (Arrahmah.com) – Jika tidak ada aral melintang, pada 26-28 Desember nanti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur akan menggelar hajat Musyawarah Daerah (Musda) untuk pemilihan ketua baru. Musda ini akan dihadiri pengurus MUI se-Jatim dari tingkat daerah.
Rencananya, hajat kali ini akan diadakan di Islamic Center, Surabaya, dibuka oleh Gubernur Jatim, Soekarwo. Walikota Surabaya Ir. Tri Risma Harini juga direncanakan hadir beserta Muspida, sejumlah tokoh, dan ketua ormas.
Ada hal menarik dan perlu disorot dalam Musda kali ini. Pasalnya, selebrasi lima tahunan itu, MUI beserta Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jatim secara khusus akan mendorong pemerintah menutup lokalisasi di Jatim, khususnya enam lokalisasi besar yang ada di kota pahlawan, di antaranya Dolly dan Jarak.
“Dalam Musda kali ini, MUI bersama GUIB akan mendorong pemerintah menutup lokalisasi di Jatim, khususnya di Surabaya. Kita telah buat pernyataan khusus yang nantinya akan disampaikan ke Gubernur, Walikota, dan sejumlah pihak terkait,” kata Ketua MUI Jatim, KH. Abdussomad Buchori kepada hidayatullah.com.
Hal itu tidak main-main. Pasalnya, selain bertentangan dengan agama, lokaliasi juga berdampak negatif terhadap berbagai aspek. Dari sisi kesehatan, misalnya, lokalisasi bisa menyebarkan virus mematikan HIV/AIDS. Belum lagi dari sisi lain, sosial, moral, sosilogis, dan sebagainya.
Menurutnya, di lokalisasi sering terjadi praktik penjualan anak di bawah umur, narkoba, dan lain sebagainya. “Jadi, dampak lokalisasi sangat banyak dan berbahaya,” tegasnya.
Lebih jelas, ia mengatakan, jika Jatim ingin menciptakan masyarakat yang makmur dan berakhlak, maka jangan terlalu banyak teori jika prostitusi belum ditutup. “Jangan hanya ngomong an sich tentang kemakmuran dan akhlak, jika penyebabnya belum ditutup,” tegasnya.
Karena itu tema Musda kali ini, ujar Abdussomad Buchori, “Membangun Akhlak Mulia dan Ekonomi”. Acara ini juga akan memilih ketua baru. Abdussomad Buchori sendiri menyatakan siap jika dirinya dipilih lagi. “Secara fisik dan semangat saya masih bisa memimpin MUI. Tapi itu tergantung nanti, jika dipilih. Tapi, MUI sendiri punya banyak figur bagus,” ujarnya. (hidayatullah/arrahmah.com)