BANGKOK (Arrahmah.com) – Seorang remaja asal Arab Saudi meminta suaka ke Australia setelah murtad dari Islam.
Rahaf Mohammed al-Qanun (18), yang merupakan putri dari gubernur al-Sulaimi, Arab Saudi bagian utara, kabur ketika ia dan keluarganya melakukan perjalanan ke Kuwait.
Awalnya ia berencana melarikan diri ke Australia melewati Bandar Udara Suvarnabhumi, Bangkok. Setibanya di Bangkok, ia mengaku paspornya disita oleh pejabat Saudi dan diminta kembali ke Kuwait untuk menemui keluarganya. Namun, ia melarikan diri ke kamar hotel bandara.
Badan pengungsi PBB, UNHCR, dan pihak berwenang Thailand turun tangan dalam “drama” tersebut, hingga akhirnya remaja itu mau keluar setelah 48 jam mengurung diri di kamar hotel.
Pemerintah Australia telah menyatakan akan “mempelajari dengan seksama” permohonan suaka al-Qunun menyusul proses di UNHCR yang telah rampung.
Hingga Rabu (09/01/2019), Rahaf Mohammed al-Qanun tidak bersedia menemui ayah dan abangnya yang telah tiba di Bangkok.
Mencari Perhatian Dunia
Dalam aksi “drama” pelariannya, remaja itu berkicau selama lima jam tanpa henti di sebuah akun Twitter yang baru dibuatnya. Ia mengaku melarikan diri dari Kuwait ke Thailand karena mengklaim hidupnya dalam bahaya jika dipaksa kembali ke Saudi.
Tidak lama berselang, sebuah kampanye dengan tanda pagar (tagar) #SaveRahaf merebak secara masif di media sosial.
Seorang aktivis keturunan Mesir, Mona Elhtaway, menerjemahkan seluruh kicauan Rahaf yang berbahasa arab dan menyebarkannya secara luas.
“Saya sebenarnya sempat ragu apakah akun tersebut benar-benar menyampaikan fakta, tapi saya tetap lanjut me-retwit semua kicauannya,” jelas Eltahawy, sebagaimana dilansir Line Today.
Setelah 36 jam, tagar tersebut membuat pemerintah Thailand berubah pikiran hingga membatalkan mengembalikan Rahaf kepada keluarga kandungnya. Rahaf kemudian diizinkan memasuki Thailand, dan pada Selasa (8/1) ia memulai proses pencarian suaka melalui badan pengungsi PBB, UNHCR.
(fath/arrahmah.com)