JAKARTA (Arrahmah.com) – Salah satu Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gde Siriana Yusuf angkat bicara terkait kehadiran Koalisi Aktivis Mahasiswa Indonesia (KAMI) Pro Pemerintah.
Gde mengatakan, ada yang mengatur dengan keberadaan KAMI Pro Pemerintah untuk menandingi KAMI yang diisi oleh Jenderal TNI (purn) GatoT Nurmantyo.
Aparat Kepolisian membubarkan acara deklarasi oleh massa tergabung dalam Koalisi Aktivis Mahasiswa Indonesia (KAMI) Pro Pemerintah di Tugu Muda Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/10/2020).
Pembubaran ini dipicu kerumunan masa pandemi Covid-19 melanggar peraturan.
“Ya, jelas ini ada bosnya yang atur semua kelompok kelompok tandingan KAMI. Tujuannya untuk mengaburkan orisinalitas KAMI yang asli,” kata Gde Siriana, sebagaimana dilansir RRI.co.id, Sabtu (3/10/2020).
Sehingga, kata ia, masyarakat ditargetkan akan bingung siapa KAMI yang sebenarnya. Tapi, Gde juga menyakini, saat ini masyarakat sudah cukup cerdas memahami “permainan” seperti ini.
“Karena, saya melihat ada kesan pembubaran aksi tandingan ini, sebagai cara untuk meyakinkan masyarakat bahwa deklarasi KAMI-nya Pak Gatot Nurmantyo dibubarkan dengan alasan protocol Covid waktu (menggelar aksi, red) di Surabaya (Jawa Timur, red),” kata Gde.
Kehadiran KAMI pimpinan Gatot Nurmantyo diakuinya memiliki pengaruh besar.
“Pemerintah tak ingin masyarakat menyimpulkan pembubaran itu karena rasa takut pada KAMI akan membesar, dan terbentuk di berbagai daerah,” kata dia.
Gde juga mengatakan, saat ini seluruh anggota KAMi tidak khawatir atas kehadiran KAMI tandingan dengan nama “Pro Pemerintah”.
“Saya kira masyarakat sudah punya kesimpulan sendiri siapa KAMI yang orisinal. Untuk isu-isu yang lebih dekat kampus saja mahaisiswa ogah aksi protes. Ini koq malah aksi menandingi KAMI. Ada kekuatan besar yang mengatur ini semua,” ucap dia.
Kapolrestabes Semarang Kombes Polisi Auliansyah Lubis memberikan keterangan terkait pasca pembubaran aksi massa KAMI Pro Pemerintah di Semarang, pada Sabtu (3/10).
“Yang kami pegang protokol kesehatan, tidak berkerumun, sudah jelas. Jadi, begitu ada kegiatan dengan banyak massa, terpaksa kami bubarkan, apapun itu,” kata Auliansyah di kawasan Tugu Muda Semarang, Sabtu (3/10/2020).
(ameera/arrahmah.com)