JAKARTA (Arrahmah.com) – Dalam kesempatan konferensi pers di Markas FPI Jl. Petamburan III No. 5 Tanah abang Jakarta Pusat, Munarman yang merupakan ketua DPP FPI dan Komandan Laskar Umat Islam membeberkan sejumlah hasil investigasi yang berkaitan dengan rekayasa terorisme dan menjadikan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir sebagai korbannya.
Menurutnya ada kejanggalan dalam koferensi pers yang dilakukan oleh Kapolri dan Menkopolhukan beberapa bulan lalu tentang skema jaringan teroris yang diungkapkan sebab aktor sentral yang sesungguhnya seperti Sufyan Tsauri tidak diekspos. Ia menuturkan: “Setelah penangkapan anggota Jama’ah Ansharut Tauhid yang di Pejaten-Pasar Minggu, pada waktu itu dibuatlah skema jaringan terorisme versi polisi, salah satu yang dijadikan sentral pada waktu itu adalah yang bernama Abdul Haris yang kebetulan Abdul Haris adalah ketua JAT wilayah Jakarta, itu yang selalu disebut oleh pihak kepolisian tetapi polisi tidak pernah mengeskpos sejak tahun 2008-2010 ada seorang desertir brimob yang bernama sufyan tsauri”
Kemudian Munarman juga menjelaskan kronologis peran Sufyan Tsauri yang merupakan tokoh sentral dalam rekayasa terorisme mulai tahun 2008 hingga tahun 2010. Tercatat bahwa Sufyan Tsauri ini adalah perekrut, pelatih bahkan donatur dan penyuplai senjata kepada relawan FPI yang pada waktu itu hendak berjihad ke Gaza dan juga dalam pelatihan militer yang disponsori olehnya.
Dalam penjelasannya Tokoh Muda yang pernah masuk hotel prodeo lantaran menentang Ahmadiyah ini mengatakan; “Kalau kita ingat saat penyerangan gaza pada tahun Desember 2008-Januari 2009 FPI memberikan pengumuman untuk merekrut relawan untuk pergi ke gaza dan di Aceh serta merta pengumuman itu direspon dengan membuka pelatihan, waktu itu pelatihannya diakukan di Aceh Timur.
Pada bulan Februari anak-anak yang dilatih di Aceh, pada bulan Maret anak-anak dari Aceh dipanggil sekitar 15 orang, dibiayai di Jakarta selama satu bulan. Sufyan Tsauri dalam masa satu bulan ini mengajak pelatihan militer di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, bahkan melatih menembak dengan peluru tajam antara 40-50 butir peluru setiap kali latihan. Jadi gambar-gambar sketsa itu adalah gambar ketika latihan.
Setelah ini selesai, mulai periode Maret 2009 sampai Januari 2010 Sufyan Tsauri ini keliling bukan saja ke Aceh tapi ke pulau jawa. Misalnya pada waktu itu ia sempat ke Solo dan beberapa daerah lain. Yang aneh adalah ia menawarkan uang setiap pembukaan latihan sebesar 500 juta kepada ustadz-ustadz setempat kalau ustaz-ustadz ini mau membuka pelatihan militer. Untung saja ustadz-ustadz di sekitar Solo umumnya menolak. Tetapi rupanya ada beberapa orang yang berhasil direkrut dan dibawa ke pelatihan di Aceh. Nah, pelatihan di Aceh sebetulnya yang punya peran sentral soal uang dan segala macam senjata yang memasok sepenuhnya adalah Sufyan Tsauri, tapi sampai saat ini Sufyan Tsauri gelap dia tidak menjadi aktor sentral.”
Penangkapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir memang terdapat banyak konspirasi. Dari mulai Densus 88 yang ingin memuaskan juragan barat bahkan tidak lepas dari politik pencitraan SBY selama ini. Karena sebagaimana kita lihat di berbagai media beberapa hari sebelum penangkan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir Presiden SBY seolah-olah meminta dikasihani dan menarik simpati masyarakat dengan mengatakan kalau dirinya menjadi sasaran target serangan teroris.
Maka wajar saja jika Pengacara seperti Munarman mengungkapkan hasil analisanya tentang penangkapan tokoh sepuh seperti Ustadz Abu Bakar Ba’asyir begitu jelas penuh dengan kezhaliman.
“dugaan kuat kita kenapa Ustadz Abu ditangkap karena ada teman-teman kita yang dipaksa membuat pengakuan dalam BAP bahwa Ustadz Abu yang membiayai ini semua. Jadi sekali lagi ini adalah rekayasa besar karena Ustadz Abu dianggap sebagai icon bagi pemerintahan SBY bahwa ia berhasil memberantas terorisme di tanah air. Dan menurut saya ini ada dua tujuan; Satu, densusnya ingin menjalankan agenda asing. Kedua, SBY memanfaatkan ini sebagai sarana bahwa dirinya sedang menjadi target. Padahal tadi saya dengar Kadiv Humas Mabes Polri yang menyatakan bahwa tidak ada bukti-bukti yang mengarah kepada SBY. Jadi pemanfaatan isu-isu terorisme dan isu korupsi yang dilakukan SBY untuk menarik simpati dari masyarakat.”
Jadi beginikah pemimpin negeri ini bersikap terhadap rakyatnya? Bahkan terhadap Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang merupakan seorang ulama dan sudah tua renta. Sudah saatnya umat Islam di negeri bangkit untuk membela saudaranya, ulamanya dan amirnya yang saat ini tengah dizhalimi. (muslimdaily/arrahmah.com)