JAKARTA (Arrahmah.com) – Mantan Ketua Dewan Pengurus Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang kini aktif di Front Pembela Islam (FPI) Munarman SH menilai, penangkapan para tetuduh teroris saat ini, dianggapnya hanyalah bagian dari komoditas politik.
“Isu terorisme ini sudah menjadi komoditas politik, ekonomi dan karir bagi aparat negara. Ini bisnis besar bagi promosi kenaikan pangkat dan jabatan mereka, serta memperebutkan kucuran dana asing dan prestise bagi pejabat pejabat yang dinilai berhasil oleh barat, kata Murnarman, Sabtu (27/10) seperti dikutip dari tribunnews.
Pernyataan Munarman sekaligus menganggapi banyaknya para tertuduh teroris yang ditangkap akhir-akhir ini. Munarman yang juga salah seorang Juru Bicara FPI ini tegas mengatakan, ada oknum aparat yang menciptakan operasi klandestein untuk menciptakan teroris supaya bisa ditangkap.
Dengan maksud, katanya, agar pangkat dan jabatan mereka mendapat promosi. Selain itu, tambah Munarman, untuk menciptakan ketakutan publik agar kucuran dana meningkat, baik dari APBN maupun negara asing.
“Dan juga mendapat pujian dari negara kafir bahwa mereka berhasil. Sekaligus, menciptakan image negatif terhadap Islam, aktivis Islam dan umat Islam. Kita tentunya masih ingat pola pola ini, infiltrasi oleh intelijen hitam dan mendesign gerakan-gerakan yang mengatasnamakan Islam, Aceh, serta berbagai aktivitas subversi pada masa Orde Baru,” tegas Munarman.
Ketika itu, sambungnya, yang kemudian berujung pada penangkapan lawan politik dan yang potensial jadi lawan politik. Ini, stambahnya, selalu digunakan dan masih terus digunakan sampai saat ini. Hanya saja sekarang ini pola operasi tersebut di fokuskan pada issu terorisme.
“Korbannya anak-anak yang tak berdosa, kemudian difitnah sebagai teroris, padahal intelijen hitam yang bermain. Terutama saat ini dikomando oleh BNPT dan Densus 88),” Munarman menegaskan.(bilal/arrahmah.com)