JAKARTA (Arrahmah.com) – Mulyadi, anggota Kelompok Jihad Abu Umar ternyata ditangkap polisi, bukan menyerahkan diri sebagaimana diberitakan banyak media. Demikian informasi yang didapat dari sumber Arrahmah.com, Senin (13/2). Menurut sumber tersebut Mulyadi ditangkap di sekitar daerah Green Garden, Pesing Jakarta Barat.
Ditangkap, bukan menyerahkan diri!
Beberapa media sekuler, mengutip keterangan Divisi Humas Polri, mengabarkan bahwa pada Rabu (8/2) malam, seorang yang termasuk anggota Kelompok Jihad Abu Umar, Mulyadi, menyerahkan diri ke Densus 88. Disebutkan pula, Mulyadi menyerahkan diri karena merasa bersalah.
“Kesadaran dia karena merasa sudah salah. Apalagi dari keterangan tersangka yang kemarin sudah memberatkan dia karena diberitahu senjata ada di tangan dia. Jadi dia mau ke mana pun akan menyulitkan dia sendiri karena kami akan kejar terus,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution di Mabes Polri, Jumat (10/2).
Sementara itu, menurut sumber Arrahmah.com, Mulyadi ditangkap dan bukan menyerahkan diri. Mulyadi, anggota Kelompok Jihad Abu Umar tersebut menurut sumber Arrahmah.com ditangkap disekitar daerah Green Garden, Pesing Jakarta Barat. Menurut sumber tersebut pula, orang tua dari Mulyadi kebetulan adalah anggota polisi di daerah Pesing, dan tinggal di asrama polisi Pesing. Mulyadi memiliki 2 orang anak perempuan dan istrinya bernama Neneng, tinggal di Depok.
Densus 88 gagal temukan senpi di hutan UI
Perkembangan terakhir mengabarkan Densus 88 gagal mendapatkan senpi (senjata api) yang ditanam Kelompok Jihad Abu Umar di hutan UI setelah berkeliling 5-6 jam, Senin (13/2).
“Dia lupa. Besok kita teruskan,” kata seorang anggota Densus sesaat sebelum meninggalkan hutan UI Depok, Senin (13/2/2012) petang.
Pencarian senpi tersebut melibatkan Mulyadi, yang dibawa dalam posisi diborgol. Saat itu, puluhan anggota Densus 88 membawa Mulyadi masuk jauh ke dalam hutan. Ada tiga titik yang dituju. Kemudian titik itu digali dengan menggunakan cangkul. Ternyata, titik-titik yang ditunjukkan Mulyadi kosong.
Setelah berpindah dari satu titik ke titik lain, polisi tak lagi meneruskan upayanya. Mereka memberi kesempatan Mulyadi untuk mengingat lokasi penimbunan senjata tersebut.
“Dia (Mulyadi) mengaku baru dua kali ke sini. Satu kali survei, satu kali menanam (senpi),” tutur anggota Densus 88 tersebut.
Apakah Mulyadi benar-benar lupa lokasi tersebut atau pura-pura lupa? Wallahu’alam bis showab!
(M Fachry/arrahmah.com)