AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Mullah Umar, Amir Mujahidin Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau yang juga dikenal sebagai Taliban, menyatakan pembebasan dan pemindahan lima komandan Taliban dari Guantanamo ke Qatar sebagai sebuah kemenangan besar.
Kelima pemimpin Taliban tersebut ditukar dengan Sersan Bowe Bergdahl, seorang tentara AS yang telah ditawan oleh Taliban sejak tahun 2009.
Salinan pernyataan Mullah Umar ini telah diposting di situs web berbahasa Urdu Taliban.
Mullah Umar berterima kasih kepada pemerintah Qatar, serta amirnya, Syaikh Tamim bin Hamad, atas bantuannya dalam menengahi kesepakatan dan memberikan tempat bagi para pemimpin Taliban tersebut. Dalam pernyataan sebelumnya, Presiden AS Barack Obama dan Menteri Luar Negeri John Kerry juga mengucapkan terima kasih kepada Qatar untuk bantuannya.
Mullah Umar menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh bangsa Muslim Afghanistan, termasuk semua mujahidin dan kepada keluarga serta kerabat dari para tahanan untuk kemenangan besar ini.
Taliban telah menuntut pembebasan lima komandan mereka dari Guantanamo selama bertahun-tahun. Pada awal 2012, Taliban mengumumkan bahwa mereka telah mendirikan sebuah “kantor politik” di Doha yang bertujuan untuk mengamankan pembebasan mereka.
Selain pernyataan Mullah Umar tersebut, Taliban juga telah merilis gambar para komandan mereka yang sekarang telah menjadi mantan tahanan Guantanamo itu. Gambar-gambar tersebut menunjukkan mereka tengah disambut oleh para pendukung dan anggota keluarga mereka di Qatar.
Kelima petinggi Taliban ini merupakan para tokoh jihad yang ditakuti musuh dan terkait erat dengan Al-Qaeda sebelum penahanan mereka dan dianggap sebagai ancaman besar bagi salibis AS, kepentingannya, dan sekutunya.
Gambar pertama yang diposting oleh Taliban menunjukkan Mullah Nurullah Nuri, seorang komandan militer senior Taliban. Mullah Nurullah dicari oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan tuduhan “kejahatan perang”, termasuk penumpasan ribuan Syiah. Dia berjuang bersama Al-Qaeda di Afghanistan sebelum serangan 9/11.
Gambar kedua, terlihat di bawah ini, tampak Abdul Haq Wasiq, seorang pejabat intelijen senior Taliban. Dia ditugaskan oleh Al-Qaeda untuk melatih Taliban dengan metode intelijen.
Gambar ketiga, di bawah ini, menunjukkan Mullah Muhammad Fazl, mantan wakil menteri pertahanan Taliban. Seperti Mullah Nurullah, Mullah Muhammad Fazl adalah salah seorang mujahid yang dicari oleh PBB dengan tuduhan “kejahatan perang”, termasuk penumpasan ribuan kaum Syiah. Mullah Muhammad bekerja sama dengan para pemimpin Al-Qaeda, termasuk Abdul Hadi Al-Irak, yang masih ditahan di Guantanamo.
Foto keempat menunjukkan Muhammad Nabi Umari, seorang pemimpin Taliban yang bertugas dalam peran ganda dan serangan terkoordinasi dengan Al-Qaeda dan kelompok-kelompok terkait lainnya di Afghanistan.
Foto kelima dan terakhir di bawah ini adalah Mullah Khairullah Khairkhwa, mantan gubernur Taliban di provinsi Heart. Mullah Khairullah memiliki beberapa hubungan dengan Al-Qaeda sebelum 9/11. Dia juga membantu menengahi kesepakatan antara rezim Iran dan Taliban, yang secara historis bertentangan dengan satu sama lain. Sebagai hasil dari kesepakatan itu, Iran setuju untuk mendukung Taliban dalam perang melawan Amerika Serikat.