OSLO (Arrahmah.com) – Mullah Krekar, seorang pemimpin Muslim yang menghadapi tuduhan “terorisme” dari Norwegia mengatakan bahwa dalam minggu ini ia berencana berangkat ke tempat asalnya, Kurdistan.
Najmaddin Faraj, yang lebih dikenal dengan nama Mullah Krekar, adalah salah satu pendiri Ansar al-Islam, di mana para pejabat Barat mengatakan bahwa kelompok tersebut memiliki hubungan dengan al Qaeda.
Krekar mengatakan kepada Irbil, harian Irak dengan sangat berapi-api bahwa ia akan segera kembali dari pengasingan di Norwegia ke wilayah semi-otonom di Irak, meskipun dia bisa menghadapi serangan mematikan dari mereka yang tidak menyukainya, seperti yang dilansir UPI.
“Kembalinya saya ke Kurdistan telah menjadi isu politik besar,” ujarnya. “Masing-masing pihak ingin memiliki saya untuk melawan lawan mereka.”
Uni Patriotik Kurdistan, salah satu partai politik utama Kurdi, menuduh Mullah Krekar mengarahkan anak buahnya dari pengasingan untuk membunuh puluhan anggota PUK pada tahun 2002.
Mullah Krekar yang telah tinggal di Norwegia sejak tahun 1991, sering mengeluarkan statemen tegas di internet di mana ia menyerukan serangan melawan Barat. Seruan untuk penangkapannya telah digaungkan oleh beberapa petinggi
Norwegia sejak bulan lalu setelah Krekar muncul di televisi Findlandia menyerukan Jihad melawan Barat.
Dalam wawancara tersebut, Mullah Krekar mengatakan demokrasi Barat tidak akan bekerja untuk Muslim yang taat, lapor NTB.
“Demokrasi dalam cara Eropa tidak akan mungkin di negara-negara Arab,” ujarnya. “Negara-negara Arab hanya dapat dikontrol dengan cara Islam. Kami pikir demoksrasi seperti pisang plastik, Anda tidak dapat memakannya.”
Ia menambahkan bahwa ia yakin Islam akan mengambil alih dunia dalam 20 tahun mendatang, mengatakan bahwa “Islam akan menguasai dunia. Tidak ada yang bisa menghentikannya.”
Pada Juli lalu, seorang jaksa Norwegia mendakwa Mullah Krekar atas ruduhan “terorisme” setelah ia membuat pernyataan yang mengancam pemimpin Partai Konservatif, Erna Solberg di bulan Juni 2010 dalam sebuah konferensi pers di Oslo.
Pada acara tersebut, ia mengatakan bahwa akan ada konsekuensi jika ia diusir dari Norwegia.
“Kematian saya akan dibayar oleh masyarakat Norwegia,” katanya. “Jika misalnya Erna Solberg melempar saya keluar dari negara itu dan saya mati sebagai hasilnya, maka ia akan mengalami nasib yang sama.” (haninmazaya/arrahmah.com)