KABUL (Arrahmah.id) – Wakil Perdana Menteri untuk urusan ekonomi, Mullah Abdul Ghani Baradar, dalam sebuah pertemuan dengan duta besar Iran di Kabul, Hassan Kazemi Qomi, mengatakan bahwa Afghanistan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan mereka mengharapkan hal yang sama dari negara lain.
Menurut wakil juru bicara Imarah Islam Afghanistan, Bilal Karimi, wakil PM, mengatakan bahwa Iran dan negara-negara tetangga Afghanistan lainnya harus mengambil langkah-langkah mendasar untuk memperkuat hubungan dengan Imarah Islam dan tidak membiarkan pihak lain memiliki kesempatan untuk merusak hubungan ini.
“Mullah Baradar dalam pertemuan tersebut mengatakan kepada pihak Iran bahwa Afghanistan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan juga tidak mengizinkan orang lain mencampuri urusan dalam negeri kami. Mullah Baradar mengatakan bahwa pemerintah persatuan dan sentris telah dibentuk di Afghanistan setelah beberapa dekade perang dan menginginkan hubungan ekonomi dan politik yang baik dengan negara lain, terutama negara-negara tetangga,” katanya, lansir Tolo News (3/9/2023).
Sementara itu, kantor Baradar mengatakan di platform X bahwa dalam pertemuan tersebut, Hassan Kazemi Qomi mengatakan bahwa Teheran tertarik untuk bekerja sama di bidang ekonomi, pertanian, industri, dan transportasi kereta api dengan Kabul.
“Negara-negara regional dan negara tetangga harus mengambil langkah pertama untuk mengakui Afghanistan (Imarah Islam) karena Afghanistan berada di jantung Asia. Jika negara ini tidak diakui, negara lain juga akan menghadapi masalah,” kata Rozi Mohammad Zabuli, seorang analis politik.
“Hubungan diplomatik antara kedua negara bertujuan untuk menyelesaikan masalah melalui jalur diplomatik,” kata Mooen Gul Samkani, seorang analis politik.
Sudah lebih dari dua tahun sejak Imarah Islam berkuasa, namun sejauh ini belum ada negara yang mengakuinya. (haninmazaya/arrahmah.id)