DAMASKUS (Arrahmah.com) – Kelompok perlawanan terkemuka di Aleppo telah menolak blok oposisi baru betukan Barat, dengan mengatakan bahwa mereka ingin menegakkan Syariat Islam di Suriah.
“Kami, pasukan yang berperang di provinsi Aleppo, menolak proyek konspirasi yang disebut Koalisi Nasional dan mengumumkan tujuan kami untuk mendirikan Negara Islam di Suriah,” ujar juru bicara sebuah kelompok Mujahidin dalam sebuah video yang disebarkan di internet pada Senin (19/11/2012), lansir Al Jazeera.
“Kami menolak semua koalisi eksternal atau dewan yang dipaksakan kepada kami dari pihak manapun juga,” ujarnya.
Uni Eropa mengakui koalisi baru pada Senin (19/11) sebagai “wakil yang sah” dari rakyat Suriah.
Dalam video yang disebar secara online, pembicara yang tidak dikenal duduk di sebuah meja panjang dengan sedikitnya 30 pejuang lainnya dengan latar belakang bendera ar-roya (bendera Islam berwarna hitam bertuliskan kalimat tauhid-red).
Dia mengatakan sekitar 14 kelompok bersenjata menandatangani pernyataan termasuk Front Al-Nusra, Ahrar al-Sham dan Liwa al-Tawhid, yang menolak koalisis oposisi.
Ahrar al-Sham dalam websitenya menolak proklamasi koalisi baru, mereka mengatakan bahwa kepemimpinannya tidak mendukung pernyataan itu.
Sedangkan Mujahidin Jabhah an-Nusrah, yang memiliki kekuatan tempur yang tangguh dan mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan syahid yang menewaskan para petinggi rezim Assad, juga menolak koalisi oposisi baru.
Koalisi Nasional dibentuk dengan mengklaim memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah front bersatu untuk masyarakat internasional dan melobi persediaan senjata untuk membantu menggulingkan pemerintahan Assad. Tetapi koalisi ini dibentuk dengan persetujuan Barat, nama-nama yang menjadi petinggi koalisi dipilih oleh Barat. Negara-negara Barat khawatir, jika pejuang di lapangan (mujahidin-red) mampu mengalahkan pasukan rezim Assad, maka besar kemungkinan syariat Islam akan tegak di bumi Suriah. Mereka berusaha memblokir jalan ini dengan mendirikan sebuah koalisi oposisi baru bentukan mereka yang dapat dijadikan boneka. Wallahu’alam (haninmazaya/arrahmah.com)