JOKHAR (Arrahmah.com) – Sumber pendudukan melaporkan bahwa sepasukan kecil Mujahidin menyerang gedung parlemen boneka di distrik Avtorkhanov, ibukota Chechnya, Jokhar pada Selasa (19/10/10).
Menurut data awal, seorang bomber meledakkan diri dan kemudian tiga orang Mujahid masuk ke dalam gedung.
Penjajah dan boneka mereka, seperti biasa dalam kasus seperti ini melaporkan informasi yang bertentangan. Awalnya kantor berita Itar-Tass melaporkan bahwa empat polisi boneka Kadyrov tewas.
Tidak ada data yang tersedia mengenai banyaknya anggota parlemen yang tewas dalam serangan ini.
Otoritas boneka mengklaim “tidak ada korban di antara anggota parlemen”.
Ada juga data rinci mengenai apa yang terjadi sebenarnya di gedung parlemen. Pihak penjajah dan boneka mengklaim bahwa beberapa Mujahid tewas di tempat. Namun, menurut bukti lainnya, pertempuran berlangsung selama dua jam. Kemudian terdapat laporan lain bahwa Mujahidin meledakkan diri ketika mereka kehabisan amunisi.
Menurut data lain, 4 mujahid masuk ke dalam gedung dan tidak ada ledakan di sana. Mujahidin yang masuk ke dalam gedung menembak semua orang yang hadir di gedung parlemen.
Seperti biasa, penjajah dan boneka menyampaikan informasi membingungkan mengenai apa yang terjadi.
Hal ini diklaim, contohnya bahwa sepasukan Mujahidin diduga diblokir di sebuah ruangan dan mereka semua dibunuh di sana. Namun sifat serangan terhadap gedung parlemen tidak mengimplikasikan bahwa adanya kemungkinan “memblokir” mujahidin, sepertinya ini operasi martir dan tidak ada seorang pun yang mengatur pertahanan di dalam gedung.
Menurut informasi lain yang dilaporkan penjajah, Mujahidin menyebar di gedung dan mencoba mengambil sandera.
Sebuah versi berbeda mengatakan bahwa Kadyrov tiba di lokasi kejadian dan secara pribadi memimpin langsung operasi perlawanan. Kisah yang sama pernah muncul saat Mujahidin menyerang sarang Kadyrov di Khosi-yurt. Pada kenyataannya pemimpin boneka ini merupakan seorang pengecut yang hanya bisa melarikan diri saat mendengar suara tembakan pertama.
Kadyrov, pada gilirannya mengulangi cerita yang sama seperti yang terjada saat serangan Khosi-Yurt. Ia mengklaim berhasil menghabisi Mujahidin hanya dalam waktu 15 menit.
Pernyataan ini ditolak mentah-mentah oleh saksi mata, Igor Danilov, seornag politikus Rusia dari Siberia yang kebetulan berada di Jokhar saat serangan terjadi.
Dalam sebuah wawancara dengan radio Rusia, Igor Danilov mengatakan:
“Hari ini jam 9 pagi kami mempertimbangkan untuk mengadakan pertemuan dengan anggota parlemen Chechnya. Kami ingin membahas kerjasama, kami berencana membentuk kelompok antar-parlemen, yang akan mencakup wakil-wakil kami dan wakil dari Chechnya. Dan tepat jam 9 pagi, ketika kami memulai pekerjaan, sebuah ledakan terjadi.”
“Kemudian, ternyata itu adalah seorang martir yang meledakkan diri. Beberapa orang lainnya bersama dirinya. Aku tidak menghitungnya, tetapi menurut data yang ada tiga atau empat orang. Pertempuran meletus, mereka menembak ke dalam gedung dengan senjata otomatis dan RPG. Tentu penjaga keamanan parlemen mulai menembak balik. Ada beberapa orang terluka. Tapi kami (politikus Rusia-red), selamat dari serangan.”
“Setelah 1,5 jam kami diungsikan dari gedung di bawah perlindungan polisi anti huru-hara melalui jendela ruang bawah tanah. Sementara kami berlari bergegas menuju jalan, saya perhatikan jumlah yang sangat besar polisi dan tentara dan beberapa APC tiba ke lokasi,” lanjutnya.
“Ketika kami pergi, pertempuran sesungguhnya baru dimulai.”
Ini membuktikan, pertempuran di gedung parlemen berlangsung selama sekitar 1,5 sampai 2 jam, bukan 15 menit seperti yang diklaim Kadyrov.
Namun demikian, kebiasaan berbohong KAdyrov tidak akan pernah hilang, ia mengatakan di depan umum bahwa 6 polisi khusus berhasil menyelesaikan misi mereka.
“Tidak ada anggota parlemen yang terluka, semua telah dievakuasi,” klaimnya.
Namun salah satu kepala kepolisian, Edilov, membantah klaim Kadyrov, ia mengatakan 4 polisi tewas, 10 terluka selama serangan Mujahidin. Dalam hal ini, menurut Edilov, 2 Mujahid meledakkan diri dan 2 lainnya bertempur.
Ia juga mengatakan bahwa “Kepala staf parlemen” mengalami luka serius.
Pada gilirannya, sumber lokal melaporkan bahwa ambulans membawa sekitar 20 sampai 25 orang tewas dan terluka akibat serangan itu. (haninmazaya/arrahmah.com)