MAIDUGURI (Arrahmah.com) – Para mujahidin Nigeria pada Senin (27/7) memperluas serangan terhadap angkatan keamanan Nigeria di tiga negara bagian di utara. Setidaknya 80 orang tewas dalam dua hari bentrokan, sebagaimana diungkapkan oleh sumber resmi keamanan.
Baku tembak antara polisi dengan anggota mujahidin, yang ingin memperluas pengadopsian undang-undang Islam di sepanjang Nigeria, dilaporkan terjadi di negara bagian Yobe, Kano, dan Borno. Serangan tersebut terjadi sehari setelah 50 orang terbunuh di Bauchi.
Empat di antara 12 negara bagian di utara dari 36 negara bagian di Nigeria mulai menerapkan syariah Islam pada tahun 2000.
Seorang anggota kelompok mujahidin Boko Haram, yang sangat menentang pola pendidikan Barat dan meminta penerapan hukum syariat di seluruh Nigeria, mengancam akan melakukan penyerangan lebih lanjut.
“Kami tidak percaya dengan pendidikan Barat. Sangat merusak pemikiran dan keyakinan kami. Inilah sebabnya kami sangat mempertahankan agama kami,” kata Abdulmuni Ibrahim Mohammed setelah penangkapannya di negara bagian Kano.
“Meskipun saya di tangkap, ada banyak orang yang akan memperjuangkan hal tersebut.”
Presiden munafik Nigeria Umaru Yar’Adua memerintahkan untuk memperketat keamanan di wilayah-wilayah yang terkena konflik dan meminta kepolisian untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam menangkal mujahidin.
Anggota mujahidin juga kerap kali melakukan aksi di beberapa gereja, pusat-pusat kepolisian, dan penjara di Maiduguri, ibukota negara bagian Borno, kata penduduk setempat.
Di negara bagian selatan, Kano dan Yobe, bentrokan yang terjadi antara mujahidin dengan angkatan perang keamanan menyebabkan empat orang tewas dan 10 lainnya luka-luka. Juru bicara kepolisian Kano mengklaim bahwa pihaknya telah menangkap lebih dari 100 orang bersenjata.
Mujahidin Boko Haram, memulai serangan di kota Bauchi pada Minggu (26/7) setelah pemerintah melakukan penangkapan terhadap beberapa orang anggotanya. (Althaf/rtrs/arrahmah.com)