LATTAKIA (Arrahmah.com) – Pesisir Suriah dan perang penentuan nasib. Demikian judul video dokumenter yang dirilis oleh mujahidin Harakah Syam Al-Islam mengenai operasi gabungan empat kelompok jihad di propinsi Lattakia. Judul video dokumenter tersebut benr-benar menggambarkan realita di lapangan.
Mujahidin Harakah Syam Al-Islam, Kataib Anshar Asy-Syam, Jabhah Nushrah dan Harakah Ahrar Asy-Syam Al-Islamiyah secara resmi sejak Kamis (20/3/2014) menggelar operasi gabungan “Peperangan Al-Anfal” di propinsi Lattakia, basis utama pendukung dan keluarga rezim Bashar Asad.
Operasi itu benar-benar mengguncangkan rezim Nushairiyah Suriah dan milisi Syiah loyalisnya. Kota Kasab, jalur penyeberangan Kasab, desa Naba’in, desa Samra, dan menara militer 45 jatuh ke tangan mujahidin. Kendaraan tempura, peralatan tempur dan amunisi dalam jumlah besar berhasil dirampas mujahidin dari tangan pasukan rezim Nushairiyah dan milisi Syiah.
Rupanya rezim komunis Rusia dan rezim Syiah Imamiyah Iran sebagai pendukung utama rezim Bashar Asad ikut terkena efek operasi gabungan mujahidin di Lattakia. Seorang perwira militer Rusia dan seorang perwira militer Iran yang ikut bertempur dalam pasukan rezim Nushairiyah Suriah berhasil ditawan oleh mujahidin. Berita tersebut telah disebarkan langsung oleh Syaikh Abdullah bin Muhammad Al-Muhaisini, ulama yang turut serta dalam operasi gabungan mujahidin di Lattakia.
“Adapun induk kabar gembira adalah saudara-saudara kalian mujahidin di pesisir berhasil menawan dua orang perwira militer; satu orang perwira militer Rusia dan satu orang perwira militer Iran. Allahu Akbar dan kemuliaan hanyalah milik Allah,” demikian kicauan Syaikh Al-Muhaisini melalui akun twitter beliau pada Jum’at (11/4/2014).
(muhib al majdi/arrahmah.com)