MALI (Arrahmah.com) – Komando gerakan Islam, Ansar al-Din, yang bekerja sama erat dengan Al Qaeda Islamic Maghreb (AQIM), melaporkan bahwa Mujahidin telah menguasai penuh daerah luas di timur laut Mali, dengan terlebih dahulu menawan banyak anggota militer boneka dan pemerintah boneka, lapor forum Ansar.
Mujahidin membebaskan kota Tinezawaten, Tessalit dan Aguelhok.
Perlu diingat bahwa beberapa pekan lalu terdapat kudeta di Mali yang mengakibatkan penggulingan oleh militer boneka, presiden boneka Ahmadou Toure dan merebut istananya. Setelah itu, militer berbicara di televisi pemerintah. Mereka mengumumkan pembubaran lembaga negara dari rezim sebelumnya dan suspensi konstitusi.
“Komite Nasional untuk Pemulihan Demokrasi dan Negara (CNRDR) memutuskan untuk mengambil tanggung jawab dengan mengakhiri rezim yang tidak kompeten dari Amadou Toumani Toure,” ujar seorang wakil militer boneka dan hingga kini keberadaan Amadou tidak diketahui.
Mujahidin mengambil kesempatan dan keluar dari padang pasir. Mereka merebut kota-kota yang dibiarkan tanpa kontrol.
“Berkat Allah, kami memiliki wilayah di bawah kendali kami,” ujar sebuah pernyataan oleh komandan Ansar al-din.
“Tentara Allah telah mengontrol kota Tinezawaten, Tessalit, Aguelhok dan kami akan segera memiliki kemenangan lainnya,” lanjut pernyataan tersebut. “Siapa pun yang tidak setuju, harus meninggalkan wilayah kami,” tambahnya.
Selama pertempuran dengan militer boneka, tentara Ansar al-Din menawan sedikitnya 110 tentara boneka dan pendukung mereka yang kemudian diusir dari daerah tersebut.
“Ada 30 tahanan di antara kami, dua Tuareg, empat Arab, yang lain dari selatan,” ujar salah seorang tahanan yang menyatakan diri sebagai Kopral Hassan dari Gao 7.
Para pejabat Mali tidak mengomentari keberhasilan Mujahidin.
Komando Ansar al-Din merilis sebuah video yang menyerukan rakyat Mali untuk menegakkan syariat Islam di seluruh negeri.
“Adalah tugas kita untuk memperjuangkan pengenalan Syariah di Mali,” kata Sheikh Ag Aoussa, juru bicara gerakan tersebut.
Ag Aoussa adalah tangan kanan amir Ansar al-Din, Ag Ghaly, yang diperlihatkan dalam video berdurasi 13 menit, memeriksa dan memimpin Mujahidin dalam sholat berjamaah.
Ag Ghaly adalah salah satu tokoh yang paling menonjol dalam pemberontakan Tuareg di tahun 1990 dan secara aktif bekerjasama dengan Mujahidin AQIM yang dipimpin oleh sepupunya Hamada Ag Hama. Di luar Mujahidin, video menunjukkan penangkapan dan pembunuhan rezim militer Mali setelah pembebasan kota Aguelhok. Para tentara Ansar al-Din telah menyita sebuah pangkalan militer di sana.
“Pemerintah Mali telah memperkuat kehadiran militernya di wilayah kami dan kami memutuskan untuk mempertahankan diri,” ujar Ag Aoussa berbicara di Tamashek dalam bahasa Tuareg.
Beberapa sumber menunjukkan bahwa Mujahidin AQIM berhasil melakukan operasi di utara Mali serta Aljazair dan Mauritania. Mereka mengobarkan jihad bersama dengan para pejuang Ansar al-Din. Ansar al-din mengatakan bahwa mereka akan memperkenalkan hukum Syariah di seluruh negeri.
Daerah yang dikendalikan oleh Mujahidin Mali terletak di sepanjang gurun yang luas di jalur selatan Sahara, dekat perbatasan Aljazair. Di kota yang dibebaskan di Tessalit, Mujahidin juga mengontrol sebuah bandara besar. Dalam hal ini, kemungkinan bahwa Mujahidin AQIM akan menggunakan untuk pertama kalinya pesawat dalam perjuangan mereka melawan rezim boneka. (haninmazaya/arrahmah.com)