MALOULA (Arrahmah.com) – Mujahidin Suriah memasuki kota Maloula, kota penduduk Nasrani, dan terlibat pertempuran dengan tentara rezim beserta milisi Syiah pendukung mereka yang mengepung kota tua itu.
Pelagia Sayah, kepala biara Saint Mar Takla di Maloula, kota di mana penduduk Aram terakhir berada, yang terletak di dekat kota Damaslkus, sebuah kota yang sangat penting bagi umat Kristen di seluruh dunia, membantah adanya serangan apapun terhadap gereja-gereja dan biara-biara oleh Mujahidin di Maloula, lansir ZamanAlwsl pada Kamis (5/9/2013).
Dalam sebuah wawacara dengan saluran TV Lebanon, dia menjelaskan bahwa Mujahidin dari Jayshul Hur atau Tentara Pembebasan Suriah (FSA) masih berada di kota itu, dan terlibat pertempuran pada malam hari yang berlanjut hingga siang hari di pinggiran kota itu.
Mujahidin sama sekali tidak menargetkan gereja dan biara, tempat-tempat ibadah umat Kristen itu aman.
Apa yang dikatakan Sayah bertolak belakang dengan apa yang saluran TV Almayadin -saluran TV pro Syiah- klaim, bahwa para pria bersenjata (mengacu pada Mujahidin Islam, red) telah mencuri atau merebut Gereja Mar Elias di kota itu.
Pertempuran sengit terjadi antara pasukan rezim Assad dan Mujahidin Jabhah Nushrah di pegunungan sekitar pada Kamis, menurut laporan Obeservatorium.
Para Mujahidin memasuki desa Kristen di Maloula pada Rabu (4/9), untuk membebaskan kota itu dari pasukan rezim, setelah seorang anggota Jabhah Nushrah melakukan operasi syahid di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk desa tersebut.
Maloula terletak di sekitar 60 kilometer di timur laut Damaskus, rumah bagi 3.300 penduduk, sebagiannya masih berbahasa Aram, bahasa kuno yang diyakini bahasa yang digunakan pada zaman Nabi Isa (‘alayhissalam). (siraaj/arrahmah.com)