BENGHAZI (Arrahmah.com) – Mujahidin menyerbu sebuah basis pasukan khusus Libya di kota timur Benghazi pada Selasa (29/7/2014) setelah pertempuran yang melibatkan roket dan pesawat tempur yang menewaskan sedikitnya 30 orang tentara rezim thoghut, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Seorang perwira pasukan khusus mengatakan mereka harus meninggalkan kamp utama mereka di sebelah tenggara Benghazi setelah mendapat serangan berkelanjutan dari koalisi pejuang Islam dan Mujahidin di kota.
“Kami telah mengundurkan diri dari pangkalan militer setelah penembakan berat,” kata petugas Saiqa Pasukan Khusus Fadel Al-Hassi kepada Reuters.
Seorang juru bicara pasukan khusus yang terpisah, membenarkan para Mujahidin militan telah mengambil alih kamp setelah pasukan ditarik keluar dari bagian daerah Camp 36 di distrik Bu Attni dan akademi pasukan khusus Libya.
Pertempuran sengit di Benghazi, kota kedua Libya, merupakan pertempuran melawan rezim thoghut di ibukota Tripoli.
Menurut penduduk, Benghazi telah berada di tengah-tengah pertempuran antara pasukan khusus dan Mujahidin anti-rezim thoghut, yang teridiri atas anggota Dewan Syura Benghazi yang telah bergabung dengan Ansar al Syariah, sebuah kelompok Islam militan.
Sebagai pembela rakyat Libya, Ansar al Syariah, diklasifikasikan sebagai organisasi “teroris” oleh Washington, dan telah disalahkan oleh pihak berwenang boneka AS untuk menyerang konsulat AS di Benghazi pada tahun 2012 ketika duta besar AS tewas.
Selain itu, sebuah pesawat perang pemerintah jenis MiG jatuh dalam pertempuran hari Selasa (29/7) di Benghazi. Seorang wartawan Reuters melihat pilot terjun payung ke tanah setelah terjadi ledakan di tubuh pesawat itu.
Sejak pertempuran melawan rezim thoghut meletus dua pekan lalu, negara-negara asing mengikuti Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menarik diplomat dari negara penghasil minyak di Afrika Utara itu. Pertempuran di Tripoli itu memaksa pemerintah rezim menutup bandara internasional ibukota.
Sebuah roket menghantam sebuah depot bahan bakar di dekat bandara Tripoli dua hari yang lalu, memicu kobaran besar dan petugas pemadam kebakaran masih berusaha untuk memadamkan. Pemerintah Libya dan kelompok minyak Italia ENI telah setuju untuk membantu mereka, kata sumber pemerintah.
Sementara, seorang anggota baru parlemen Libya, Mustafa Abushagor, yang akan mulai bertugas pada bulan Agustus, diculik di Tripoli pada Selasa (29/7) oleh penyerang tak dikenal, lapor kantor berita negara LANA, mengutip sumber-sumber keamanan. (adibahasan/arrahmah.com)