ATYRAU (Arrahmah.com) – Menurut laporan The Long War Journal, Mujahidin Kazakhstan dari batalion Jund al Khilafah yang diduga berbasis di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan, mengklaim bertanggung jawab atas dua pemboman di kota Atyrau di Kazakhstan pada Senin (31/10/2011).
Perlu diingat bahwa beberapa hari sebelumnya, Mujahidin Kazakh memperingatkan rezim Nazarbayev bahwa jika ia terus menciptakan kebijakan anti-Islam dan tidak mencabut hukum dalam kegiatan keagamaan yang bisa menghapus semua ruangan sholat di seluruh institusi publik dan memberlakukan pembatasan ketat untuk penyebaran Islam di negara itu, maka ia akan menghadapi tindakan pembalasan.
Pengamat Barat mencatat bahwa Batalion Jund al Khilafah menyimpan janjinya dalam waktu singkat.
Pada rekaman video yang dirilis di forum Islam, Mujahid Jund Al Khilafah memberikan penjelasan sehubungan dengan ledakan di Atyrau. Secara khusus, Jund al Khilafah menyangkal mereka merencanakan operasi martir.
Perlu diketahui bahwa menurut pejabat rezim Nazarbayev, seorang pria spontan meledakkan diri di sebuah distrik di pusat atyrau. Menurut saksi mata ledakan tersebut sangat kuat sehingga mampu menjatuhkan pagar besi sebuah rumah yang jaraknya 80 meter dari lokasi kejadian. Tidak jauh dari lokasi ledakan, terdapat bangunan geng Nazarbayev termasuk kantor kejaksaan kota, kantor kepolisian dna NSC.
“Kami membantah bahwa serangan terakhir itu dilakukan sebagai operasi martir. Tampaknya bom meledak sebelum waktunya sehingga menyebabkan syahidnya pembawa bom. Kami memohon kepada Allah untuk menerima ia di antara para syuhada,” ujar pernyataan Jund al Khilafah.
Mujahid menekankan bahwa pemboman tersebut hanya sebagai peringatan kepada pemerintah dan mereka tidak mengejar tujuan untuk menyerang struktur Nazarbayev.
“Kami mencatat di sini bahwa dua ledakan itu hanya sebuah peringatan kepada pemerintah dan kami sengaja tidak menimbulkan kematian atau cedera agar tidak melukai warga sipil yang datang dalam jumlah besar di tempat itu.”
“Namun, jika di depan kami tidak menemukan tanggapan terhadap tuntutan kami, maka kami bersumpah demi Allah, yang mengangkat langit tanpa tiang, bahwa serangan berikutnya akan diarahkan terhadap tiran dan anteknya dan menyebabkan sungai darah mereka,” lanjut pernyataan Jund al Khilafah. (haninmazaya/arrahmah.com)