DAMASKUS (Arrahmah.com) – Mujahidin Jabhah Nushrah, salah satu kelompok yang paling kuat di Suriah, menyerukan untuk meningkatkan pertempuran melawan pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan sekutunya.
Rezim dan beberapa faksi oposisi telah setuju untuk mengambil bagian dalam “gencatan permusuhan” yang disepakati AS-Rusia yang akan dimulai pada Sabtu (27/2/2016) tengah malam.
Kesepakatan yang tidak ditandatangani oleh pihak yang bertikai dan kurang mengikat layaknya gencatan senjata formal, pasukan rezim dan kelompok oposisi diharapkan menghentikan baku tembak sehingga bantuan dapat mencapai warga sipil dan “pembicaraan damai” bisa dimulai, seperti dilaporkan Zaman Alwasl.
Namun, gencatan senjata tersebut tidak berlaku untuk kelompok ISIS dan Jabhah Nushrah dan rezim Nushairiyah serta sekutunya Rusia mengatakan mereka tidak akan menghentikan pertempuran melawan kedua kelompok tersebut. Faksi lainnya yang dipandang sebagai kelompok moderat oleh Barat mengatakan mereka khawatir hal itu akan digunakan untuk membenarkan serangan terhadap mereka.
Jabhah Nushrah pada Jum’at (26/2) mendesak kelompok-kelompok perlawanan untuk mengintensifkan serangan mereka terhadap rezim Bashar Asad dan sekutu-sekutunya.
Amir Jabhah Nushrah, Syeikh Abu Muhammad Al-Jaulani mengatakan dalam sebuah pesan audio yang disarkan oleh Orient News TV bahwa pejuang harus “memperkuat tekad kalian dan mengintensifkan serangan kalian, dan jangan biarkan pesawat dan jumlah besar (pasukan) menakut-nakuti kalian”.
Jabhah Nushrah secara luas tersebar di wilayah yang dikendalikan oleh oposisi di barat Suriah. Jumlah mereka lebih besar dari hampir semua faksi yang mengambil bagian dalam gencatan tersebut dengan seluruh pejuangnya tersebar di wilayah barat, lansir Zaman Alwasl.
Sementara itu, saat batas waktu “gencatan senjata” hampir mendekat, serangan udara oleh pasukan rezim dan Rusia dilaporkan terus menggempur daerah yang dikuasai oleh oposisi di dekat Damaskus, sementara pertempuran banyak berkecamuk di Suriah barat.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), sebuah kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan pada Jum’at (26/2) sedikitnya terjadi 26 serangan udara dan artileri yang menargetkan kota Douma di Ghautah Timur dekat Damaskus.
Tim penyelamat mengatakan lima orang gugur di Douma.
SOHR juga melaporkan adanya pemboman artileri oleh pasukan rezim dan serangan udara di provinsi Hama dan tembakan artileri oleh pasukan rezim di Homs. (haninmazaya/arrahmah.com)