(Arrahmah.com) – Juru bicara Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) merilis pada Ahad (29/3/2015) pernyataan resmi yang mengungkapkan rentetan kejahatan yang dilakukan oleh pasukan musuh terhadap warga sipil tak bersalah di distrik Sangin, provinsi Helmand, beberapa pekan lalu. Mujahidin IIA menyebutkan sekitar 1.500 rumah warga sipil dihancurkan dengan sengaja oleh pasukan rezim setelah mereka kalah dalam pertempuran dengan Mujahidin. Laporan penghancuran ini tidak diliput atau dipublikasikan oleh media-media nasional Afghan maupun internasional, kriminalitas lainnya yang dilakukan oleh pasukan penjajah dan pasukan rezim juga tidak diliput. Oleh karena itu Mujahidin, melalui situs resminya Shahamat, mengungkapkan kejahatan-kejahatan yang terjadi terhadap warga sipil yang tidak diungkap di media lain. Berikut terjemahannya:
****
Setelah menderita kerugian berat dan kekalahan yang hina dalam dalam serangan sengit Mujahidin pada saat terjadinya operasi “Zulfiqar” yang gagal di distrik Sangin, provinsi Helmand, pasukan musuh mulai menargetkan warga sipil secara sistematis sebagai aksi balas dendam. Pada saat operasi yang menghancurkan selama beberapa pekan yang lalu, pasukan yang zalim itu membuldoser ratusan rumah warga sipil di sekitar pusat distrik Sangin dan juga menghancurkan kanal air yang melalui pusat distrik tersebut hingga ke daerah Fath Muhammad Peich, rekonstruksinya nampaknya tidak mungkin dalam waktu dekat.
Di bagian selatan distrik tersebut, pasukan musuh menghancurkan seluruh rumah sepanjang sekitar 10 km di tengah hari. Warga sipil yang miskin hanya melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa mereka sementara property dan barang-barang berharga semuanya hancur akibat buldoser pasukan rezim.
Sebagai contohnya, penghancuran rumah di sekitar bagian bawah pasar Sangin sebagai berikut:
10 rumah di sekitar masjid Haji Naimatullah
30 rumah di daerah Perozo
23 rumah di sekitar masjid Haji Nur Muhammad Sahib
12 rumah di daerah Haji Zahir Shela
50 rumah di daerah Chamanan
17 rumah di desa Haji Abdul Rahman
27 rumah di sekitar masjid Mawlawi Mahuddin di Ahmedzo
28 rumah di desa Haji Mira Jan
10 rumah di desa Haji Shah Ghasi Agha
10 rumah di desa Haji Muhammad Gul
20 rumah di daerah Gumbatu
9 rumah di desa Haji Khudai Daad
40 rumah di daerah Haji Gul Shela
30 rumah di daerah Haji Hameedullah Aka Shela
50 rumah di daerah Haji Gul Baba Shela
50 rumah di Haji Durrani Shela
20 rumah di daerah Haji Kareem Shela
20 rumah di sekitar masjid Mawlawiano
10 rumah di sekitar masjid Haji Abdul Hakim
10 rumah di daerah Mobile Khada
40 rumah di sekitar masjid Haji Muhammad Rasoul di daerah Shakar Shela
20 rumah di sekitar masjid Mawlawi Maluk
50 rumah di desa Haji Rahimuddin
30 rumah di desa Haji Mullah Sammad
20 rumah di desa Haji Lalai Agha
5 rumah di desa Mistiri Aka village di daerah Dasht
30 rumah di daerah Haji Mullah Sa’dullah
10 rumah di sekitar masjid Sra Musa Jan
Sementara 2 desa di bagian arah selatan daerah Breshna Kot benar-benar rata dengan tanah kemarin.
Para orang tua yang sudah berjanggut putih dan para penduduk yang tertindas di derah-daerah yang disebutkan di atas telah berulangkali mengangkat suara mereka untuk memprotes agresi tidak manusiawi ini dan bahkan telah melakukan perjalanan ke Kandahar dan Kabul namun permohonan mereka telah di dengar oleh telinga-telinga tuli. Mereka mengatakan bahwa mereka telah bertemu dengan perwakilan BBC di Kandahar namun mereka merespon dengan mengatakan bahwa mereka dilarang untuk meliput berita [tentang kejahatan pasukan rezim terhadap warga sipil]. Para wartawan di Helmand juga telah dilarang merilis laporan-laporan demikian, maka dari itu mereka tidak meliput berita kami untuk meningkatkan kesadaran.
Imarah Islam Afghanistan, yang selalu berdiri di sisi rakyat yang tertindas dan tak berdya, mengecam keras tindakan tidak Islami, tidak manusiawi dan anti-Afghan ini, dan bersimpati dengan yang terkena dampaknya dan berjanji akan membalas tindakan brutal dari musuh ini, In syaa Allah.
Mujahidin Imarah Islam [Afghanistan] di distrik Sangin, untuk tujuan mencerahkan terkait kriminalitas dan penghancuran tanpa pandang bulu yang sedang terjadi, mengundang para pekerja media untuk mengunjungi daerah ini setelah menghubungi dan mendapatkan izin dari juru bicara Imarah Islam [Afghanistan] dengan maksud untuk menyaksikan kejahatan ini langsung dan mendapatkan akses ke para saksi mata.
Juru bicara Imarah Islam Afghanistan
Qari Muhammad Yousuf Ahmadi
20/03/2015
(siraaj/arrahmah.com)