AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Sekolah-sekolah putri di Afghanistan, sering diserang oleh racun yang belum diketahui penyebabnya hingga saat ini. Para pejabat pemerintahan Kabul sering menuduh Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau Taliban yang melakukan hal tersebut.
Tuduhan semacam itu telah beredar di media-media kafir Barat dan media-media mainstream lokal, bahkan pernah juga salah satu media Islam Indonesia mengutip berita tuduhan yang dinisbatkan kepada Mujahidin tersebut, amat disayangkan.
Setelah menanyakan kepada Mujahidin terkait hal tersebut, Mujahidin IIA pada hari Senin (28/5/2012) mengeluarkan statemen yang membantah tuduhan bahwa mereka bertanggungjawab atas insiden keracunan tersebut, mengatakan bahwa itu adalah pekerjaan orang-orang pro penjajah Barat dan musuh-musuh Islam di negeri Afghan, seperti dilansir oleh Sunni News.
Juru bicara IIA Zabihullah Mujahid menyalahkan media mainstream Afghan karena berusaha memberitakan Mujahidin berada dibalik kasus keracunan itu dan mengatakan bahwa Amerika bersama antek-antek mereka di Afghan telah memulai propaganda ini terhadap Mujahidin.
“Tujuan kami jelas – tujuan kami untuk berperang melawan penjajah dan para pendukung mereka sesama Afghan. Komentar-komentar yang dibuat oleh antek-antek ini dan media pro-penjajah adalah tidak mendasar dan tidak benar,” katanya.
Dalam pernyataan itu, Mujahidin IIA akan menghukum siapa saja yang ditemukan bersalah telah meracuni para siswi di sekolah-sekolah putri selama ini.
“Imarah Islam Afghanistan sangat mengutuk tindakan ini dan jika siapa saja melakukan tindakan semacam itu tertangkap oleh Taliban, mereka akan dihukum berat”.
Hingga sekarang belum jelas siapa dan apa penyebab dibalik kasus keracunan di sekolah-sekolah putri di Afghanistan yang telah meracuni ratusan siswi. Namun banyak media-media telah menuduh orang dari jajaran Mujahidin Taliban yang melakukannya.
Alasan yang paling menonjol mengapa Taliban disalahkan adalah bahwa para antek Kabul dan salibis Barat serta para pendukung mereka menanggap bahwa Taliban tidak mendukung pendidikan.
Padahal dalam sebuah pernyataan bulan lalu, Mujahidin mengatakan dengan tegas bahwa selain mereka melakukan aksi Jihad untuk penegakan Syari’at Islam dan kedaulatan bangsa Afghan, IIA juga fokus pada pendidikan untuk para generasi baru.
IIA pada dasarnya tidak menolak pendidikan di seluruh negeri, hanya saja IIA menolak kurikulum yang dibuat berdasarkan keinginan para penjajah Barat. Dalam pernyataan tersebut Mujahidin juga menyebutkan bahwa IIA telah membantu -baik langsung ataupun tidak langsung- di banyak bagian di Afghanistan, ribuan sekolah dimana jutaan siswa-siwi belajar disana. Bahkan tanpa dukungan IIA, setelah Allah, pelaksanaan sekolah-sekolah itu tidak mungkin lancar.
Tetapi para penjajah tidak hanya buta menutup mata dari kebijakan murah hati Mujahidin IIA, tetapi mereka juga sengaja menuduh Mujahidin melakukan kerusakan atau penghancuran terhadap sekolah-sekolah. Itu adalah tuduhan keji. (siraaj/arrahmah.com)