(Arrahmah.com) – Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) yang selama ini gencar melawan penjajahan di tanah air mereka kembali menegaskan penolakan mereka terhadap permintaan “negosiasi damai” dengan para penjajah pimpinan Amerika Serikat (AS).
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dipublikasikan di Shahamat pada Ahad (19/1/2014), juru bicara IIA Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa AS terpaksa meminta IIA untuk menghadiri “perundingan damai” dan meletakkan senjata mereka setelah serangkaian serangan mematikan oleh Mujahidin terhadap pasukan penjajah AS-NATO yang baru-baru ini terjadi yang telah menimpakan kerugian besar bagi mereka.
“Setelah serangkaian serangan terhadap para penjajah asing di Afghanistan,…Amerika terpaksa meminta Imarah Islam [Afghanistan] untuk menghadiri perundingan damai dengan rezim Kabul dan meletakkan senjata mereka,” kata Mujahid.
Bagi Mujahidin, klaim penjajah bahwa mereka akan bekerja untuk masa depan Afghanistan yang “lebih baik” adalah omong kosong belaka. Sebab, para penjajah dan boneka lokal mereka tidak henti-hentinya merugikan warga sipil Afghan, seperti yang belum lama ini terjadi di distrik Siyah Gerd, provinsi Parwan, di mana sekitar 30 warga sipil tewas dan terluka akibat serangan udara pesawat penjajah terhadap 10 rumah warga.
“Juga menyatakan bahwa para penjajah Amerika diduga akan bekerja untuk masa depan Afghanistan yang lebih baik!?? sementara lupa untuk menyebutkan yang terkait dengan kebiadabannya baru-baru ini di distrik Siyah Gerd???” tambah Mujahid.
Oleh karena itu, sekali lagi Mujahidin IIA menegaskan penolakan mereka terhadap “perundingan damai” dengan para penjajah dan rezim boneka Afghan. Mujahidin menganggap bahwa Amerika dan sekutunya merupakan musuh bagi Islam dan rakyat Afghan, dan “perundingan damai” itu hanyalah tipu daya untuk menghapus citra buruk AS dan membuat AS terlihat sebagai pembangun bangsa Afghan.
“Kami sangat menolak permintaan Amerika ini. Amerika ingin menutup mata dari kenyataan yang jelas dan dengan mudah melompati alasan utama bagi masalah-masalah Afghanistan. Faktor utama yang telah menimbulkan kemarahan bangsa tertindas kami selama 12 tahun terakhir adalah penjajahan Amerika dan kebiadaban yang dihasilkannya. Demikian pula, Amerika ingin menggambarkan orang-orang dari warga negaranya yang merupakan musuh tanah air dan agama kami dan bekerja demi tujuan penjajahan sebagai kawan dan pembangun negara kami,” tegas Mujahid. (siraaj/arrahmah.com)