KANDAHAR (Arrahmah.com) – Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) telah menerbitkan biografi mengenai amir mereka Mullah Muhammad Umar hafidzahullah, untuk menandai tahun ke-19 kepemimpinannya.
Biografi berisi 5.000 kata di situs utama mereka mengklarifikasi fakta mengenai kelahirannya dan pengasuhan.
Mullah Muhammad Umar adalah putra dari Moulavi Ghulam Nabi, cucu dari Moulavi Muhammad Rasool, yang lahir pada tahun 1339 H atau 1960 M di tengah-tengah keluarga yang religius di desa Chah-i-Himmat, distrik Khakrez provinsi Kandahar,
Afghanistan.
Ayahnya juga lahir di distrik Khakrez dan telah menerima pendidikan Islam di lembaga-lembaga keagamaan tradisional dan lingkaran daerah ini. Dia adalah seorang tokoh yang terkenal dan dihormati di kalangan masyarakat karena upaya tak kenal lelah dalam mendidik dan membimbing orang-orang ke jalan yang benar.
Dua tahun setelah kelahirannya Mullah Umar, ayahnya pindah dari distrik Khakhrez ke desa Noday di distrik Dand, masih di provinsi Kandahar dan tinggal di sana sampai ia meninggal dunia. Setelah kematian ayahnya, Mullah Umar bersama keluarganya
kembali pindah dari distrik Dand menuju distrik Deh-Rawud di provinsi Uruzgan di mana ia memulai kehidupan awal di bawah pengawasan pamannya Moulavi Mohammad Anwar dan Moulavi Mohammad Jumma.
Dalam biografi tersebut juga dikatakan bahwa senjata favorit sang amir adalah RPG 7 dan disebutkan bahwa ia menjalani hidup yang sederhana dan memiliki rasa humor yang tinggi.
Dikatakan bahwa Mullah Umar yang keberadaannya tidak diketahui, tetap berhubungan dengan peristiwa Afghanistan dan dunia sehari-hari.
Departemen Luar Negeri AS menghadiahi 10 juta USD untuk informasi mengenai keberadaan Mullah Umar yang belum pernah terlihat sejak invasi militer pimpinan AS ke Afghanistan pada tahun 2001.
Biografi menyebutkan Mullah Umar meninggalkan studinya di sebuah madrasah setelah pasukan Soviet menyerbu Afghanistan dan menjadi seorang Mujahid untuk memenuhi kewajiban agamanya.
Saat pertempuran melawan pasukan Soviet antara tahun 1983 dan 1991, ia terluka empat kali dan kehilangan mata kanannya.
Pada tahun 1994 Mullah Umar mengambil alih kepemimpinan Mujahidin Islam untuk mengatasi perpecahan antar faksi di antara panglima perang yang terjadi setelah kekalahan pasukan Soviet di tahun 1992.
Kemudian di tahun 1996 ia dianugerahi gelar Amirul Mukminin dan menjadi pemimpin tertinggi.
Setelah mengambil alih Kabul dan mendirikan pemerintahan Islam, biografi menceritakan tentang kekuatan kafir arogan yang tidak bisa mentolerir hukum Syariah dan melancarkan invasi militer gabungan.
Dalam bagian mengenai kepribadian kharismatiknya, biografi Mullah Umar mengatakan bahwa dia seorang yang tenang dan mampu mengontrol emosinya, ia juga tidak pernah kehilangan keberaniannya. Ia tidak memiliki rumah dan tidak memiliki rekening bank asing. Ia seorang yang ramah, memiliki rasa humor dan tidak pernah menganggap dirinya lebih unggul dari rekan-rekannya.
Mengenai kegiatan sehari-harinya saat ini, dikatakan bahwa ia dalam kondisi penting dan secara teratur keberadaannya dilacak oleh musuh, namun tidak ada perubahan besar dan gangguan yang diamati dari kegiatan rutinnya.
Mullah Umar terus mengikuti dan menyelenggarakan aktivitas Jihad sebagai pemimpin Imarah Islam. Ia memulai harinya dengan berdoa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan membaca Al-Qur’an. Di waktu luang ia mempelajari Al Qur’an dan hadist. Dia terus mengikuti dengan seksama aktivitas Jihad melawan penjajah asing.
Dalam mengatur aktivitas Jihad dan isu-isu militer, ia memberikan perintahnya dengan cara khusus kepada komandan Jihad. Ia secara rutin mengikuti perkembangan Jihad dan sumber daya lainnya dari media internasional untuk menilai kemenangan dan isu-isu lainnya melawan penjajah asing. Dengan cara ini, ia tetap berhubungan dengan kejadian terkini di negaranya juga dunia luar. (haninmazaya/arrahmah.com)