(Arrahmah.com) – Video berikut ini adalah dokumentasi perang di Pakistan. Video ini memperlihatkan segala yang seharusnya menjadi pengetahuan kaum muslimin ketika menilai sebuah peperangan, termasuk perang di Pakistan.
Di samping riuh rendah kebohongan wartawan dan kebodohan beberapa pejabat boneka Pakistan, ada poin yang menarik dalam hal ini, satu diantaranya adalah harusnya melihat pengawasan dan pengaruh yang dimiliki oleh Mujahidin di berbagai bagian Pakistan. Juga bermaksud memperlihatkan Hakimullah Mehsud, salah satu figur utama Taliban di Pakistan. Poin menarik lainnya adalah bagaimana Karachi bisa menjadi medan perang utama di beberapa tahun mendatang (mungkin kurang dari itu).
Jika saja isi dalam video ini benar-benar diketahui oleh banyak orang, maka, peperangan antara Mujahidin dengan sekularis Pakistan People Parties (PPP) dan Muttahida Qaumi Movement (MQM) yang akan berjuang di belakang pemerintah. Jika demikian, maka serangan Amerika terhadap Pakistan akan semakin gencar dilakukan dan dua partai ini pun menanggalkan perbedaan dan mendukung Amerika dan murtadlin melawan Mujahidin.
Sejauh ini, hal yang menghapuskan banyak perhatian terhadap laporan ini adalah bahwa Pakistan akan menjadi Irak berikutnya. Hanya dengan menilai dari kejadian ini secara mendasar, tidak akan mudah untuk tidak menyepakati poin-poin ini. Taktik, gudang senjata, dan jumlah kedua belah kubu perang ini, perlahan sama banyak dengan sentimen anti barat di antara penduduk sipil yang memahami konsep ini.
Tidak sulit untuk menyadari bahwa perusakan di Bajaur oleh tentara Pakistan sebetulnya sudah menjadi pembantaian tersembunyi yang membunuh ribuan penduduk. Di kamera, mereka mengakui bahwa serangan udara di antara taktik lain dipergunakan untuk memukul wilayah Mujahidin. Pemerintah mengakhiri perataan seluruh wilayah tersebut. Ketika kelompok-kelompok internasional hak asasi manusia hendak menghitung bilangan korban penduduk sipil, akses mereka ditolak. Kedengarannya seperti pembunuhan masal, mirip dengan Lal Masjid, tetapi mereka melakukannya dengan lebih tenang.
Poin lain yang harus diperhatikan adalah bahwa wartawan tidak berbicara mengenai persoalan spesifik Mujahidin yang mengurusi segala hal (seperti terbakarnya sekolah) ketika para Mujahidin memiliki kesempatan untuk menanganinya. Mereka hanya memperlihatkan sedikit dan sepotong saja pernyataan Mujahidin yang membicarakan jihad di tempat umum, dan justru sebaliknya, tidak pernah ada wawancara seimbang. Barangkali hal itu terjadi karena mereka berniat menyembunyikan kebenaran (yang biasa bagi Orang Barat). Atau bisa jadi Intelligence Service Pakistan akan menyita materi atau memaksa mereka untuk menyerahkannya. Wartawan Kafir ini juga sangat takut untuk melihat bagaimana para mahasiswa membawa-bawa Syariah meskipun mereka, para mahasiswa itu, tidak berada dalam wilayah politik!
Untuk Melihat Video, klik here.(Althaf/arrahmah)