LAKSKIY (Arrahmah.com) – Berdasarkan salah satu sumber berita Rusia, pada Minggu (9/8) malam, sebuah pertempuran terjadi antara mujahidin dengan polisi pemerintah di distri Lakskiy, Dagestan.
Murtadin dari DPS mencoba untuk menghentikan sebuah mobil dalam rangka melakukan pengontrolan, namun ternyata mereka terjebak dan diserang oleh mujahidin. Dua orang polisi tertembak hingga tewas di tempat. Seorang lainnya mengalami luka yang cukup serius.
Berdasarkan sumber yang sama, salah satu mujahidin tewas.
Pada hari Senin (10/8), mujahidin Front Dagestan melaksanakan sejumlah operasi untuk menyerang gerombolan antek Rusia di Derbent. Pukul 08.00 waktu setempat, kendaraan UAZ yang mengangkut tentara Rusia berhasil diledakkan. Akibatnya, salah satu penjaga perbatasan FSB tewas dan seorang lainnya luka-luka.
Kemudian, 2,5 jam berikutnya, di salah satu sudut wilayah Derbent, 20 meter dari markas ROVD, mujahidin meledakkan sebuah bom. Salah seorang pimpinannya tewas, sedangkan asistennya tewas.
Sementara itu, situasi di wilayah Hasav-urt semakin tegang. Operasi sniper oleh mujahidin menyebabkan kekhawatiran dan ketakutan di kalangan murtadin meningkat.
Sekitar 200 personil polisi memohon pengunduran diri dari pekerjaannya, selama bulan Juli. Dan 80 orang melakukan hal yang sama setelah mereka harus menghadapi operasi sniper mujahidin.
Sedangan pimpinan GOVD menolak permintaan tersebut. Mereka diancam dengan berbagai cara agar tetap bekerja sebagai boneka GOVD. Namun, ancaman-ancaman tersebut tidak menyurutkan niat mereka untuk keluar dengan tidak hormat dari pekerjaan mereka.
Media barat mengklaim banyak hal mengenai Dagestan dan Kaukasus. Namun semua klaim yang dikeluarkan oleh Moskow mengenai upaya stabilisasi di negeri-negeri sekitarnya yang seolah-olah memperlihatkan bahwa Rusia adalah pahlawan berhasil disangkal oleh fakta pertempuran dan penyerangan Mujahidin, sebagaimana terjadi di Chechnya, Ingushetia, dan Vilayat KBK. (Althaf/arrahmah.com)