MOGADISHU (Arrahmah.com) – Helikopter pasukan khusus Amerika Serikat belum lama ini memasuki wilayah Somalia, menembak, dan menyerang sebuah konvoi yang diklaim mengangkut seorang buronan Al Qaidah. AS dan Somalia memberikan konfirmasinya pada hari Selasa (15/9) bahwa orang itu tewas, dan mujahidin bersumpah untuk membalasnya.
Saleh Ali Salah Nabhan, seorang dengan kewarganegaraan Kenya, saat ini dicari untuk ditanyai seputar hubungannya dengan pemboman di salah satu resort di dekat sebuah pantai di Kenya dan juga kejadian penembakan terhadap pesawat penumpang Israel yang terjadi tidak lama setelahnya pada tahun 2002. Puluhan warga Kenya dan tiga orang Israel tewas dalam sbeuah ledakan di hotal. Namun, tembakan misil ke arah pesawat meleset.
Banyak pakar mengatakan bahwa Somalia memiliki kecenderungan untuk menjadi tempat berlindung paling aman bagi Al Qaidah, tempat yang juga digunakan untuk latihan dan mengumpulkan kekuatan sebagaimana halnya Afghanistan tahun 1990-an. Tahun lalu, misil AS pun mengklaim membunuh salah satu orang terkemuka dalam mujahidin Somalia yakni panglima Aden Hashi Ayro.
Dua pejabat AS yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan bahwa pasukan dari Komando Operasi Gabungan Khusus AS terlibat dalam penyerangan di Somalia. Dan operasi tersebut adalah operasi yang sifatnya rahasia.
Tiga orang pejabat tinggi AS lainnya yang mengakui tahu betul atas operasi tersebut mengatakan pada Selasa (15/9) bahwa Nabhan dibunuh.
Abdi Fitah Shawey, mayor deputi untuk urusan keamanan di ibu kota Somalia, juag memberikan konfirmasi bahwa pria berusia 30 tahun dengan nama Nabhan telah terbunuh.
Dan tidak lama kemudian, juru bicara mujahidin Al-Shabab Syaikh Ali Mohamud Rage memberikan pernyataan bahwa pihaknya mengutuk serangan tersebut, bukan hanya karena meninggalnya Nabhan.
“Kami sangat yakin bahwa para salibis itu membawa Nabhan yang terluka saat itu, namuan sejuah ini kami tidak tahu bahwa dia masih hidup atau sudah meninggal,” kata Syaikh Rage.
Beberapa saksi menyatakan ada enam helikopter yang melemparkan misilnya ke desa Barawe, sekitar 250 kilometer dari Mogadishu, sebelum dua helikopter lainnya muncul dan menembak sebuah kendaraan, menewaskan dua orang menumpangnya dan melukai dua orang lainnya.
Al Shabab pun menyatakan bahwa AS harus siap-siap untuk menerima pembalasan atas dua serangan penuh kepentingannya di wilayah Somalia pada hari yang sama itu.
Ernst Jan Hogendoorn, Direktur Proyek Afrika dalam sebuah lembaga internasional dengan nama International Crisis Group, mengatakan bahwa dari insiden yang terjadi pada Senin lalu itu memperlihatkan bahwa AS memang telah lama menempatkan agen intelejennya di wilayah Somalia. (althaf/ap/ansarnet/arrahmah.com)