GAZA (Arrahmah.com) – Setelah diberitakan berbagai media bahwa pasukan Israel seluruhnya telah keluar dari Gaza, nampaknya karena kesibukan penarikan pasukan, mereka meninggalkan persenjataan mereka yang telah hancur. Pertanyaannya : Apakah mujahidin atau Israel yang menang?
Di bawah ini dipaparkan beberapa poin penting sebagai bahan pertimbangan :
- Dari segi militer, mujahidin mengalami kemenangan. Tidak hanya sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, tetapi seluruh mujahidin dari semua kelompok mendapatkan kesuksesan besar di Palestina. Terjadi banyak kecelakaan yang tidak dilaporkan media-media kafir di kubu Israel dan banyak dari rencana operasi militer yang gagal dilakukan karena pertolongan Allah. Dengan kelemahan Hamas kini, di sana terdapat kemungkinan bahwa Mujahidin akan mengambil alih Gaza.
- Secara emosional, Mujahidin mengalami kemenangan. Dunia memperlihatkan kejahatan, kekejaman, kebrutalan, arogansi dan pembantaian massa seperti yang pernah dilakukan Nazi, dilakukan Israel kepada penduduk Gaza. Walaupun Israel dengan susah payah berusaha memperlihatkan kepada dunia bahwa mereka hanya menghantam targer-target mereka, mata dunia terlanjur telah melihat begitu banyak penderitaan rakyat Palestina di Gaza dan mengundang simpati. Dukungan public untuk Palestina mengalir deras yang datang dari Muslim dan non-muslim di seluruh dunia. Adakah peristiwa yang mengusik hati masyarakat dunia seperti peristiwa yang terjadi pada rakyat Palestina?
- Ini terikat dengan poin-poin di atas. Karena kampanye yang besar-besaran mengenai pendudukan Palestina di bulan-bulan yang lalu, banyak dari Muslim yang mempertanyakan tentang sesuatu yang mereka sebut dengan “dunia”. Untuk apa kita bekerja keras di dunia? Apakah kita akan mendapatkan kehidupan yang indah setelah dunia? Ataukah hanya akan mendapatkan kematian yang menyiksa? Melalui peristiwa ini, Allah menciptakan lebih banyak lagi mujahidin yang tidak pernah takut menghadapi kematian, apa yang dilakukan semata-mata berharap pada Riho Allah. Kita lihat saja apa yang terjadi di Afghanistan dan Irak. Itu hanyalah sebagian dari serangan mematikan, kemalangan untuk Amerika, Israel dan negeri-negeri Arab yang menyedihkan.
- Allah memperlihatkan kepada kita tentang Gaza, dengan sangat jelas, bahwa situasi mengerikan akan terus terjadi sampai rejim Arab akan dipindahkan dari wajah dunia. Itu adalah sesuatu yang sangat mustahil untuk menjadikan Palestina yang stabil tanpa memiliki satu Negara yang stabil.
- Bagaimanapun, secara strategi, Israel menang. Itu dapat dilihat dunia, bagaimana mereka menumpahkan kebencian terhadap penduduk Palestina saat Amerika berada dalam masa transisi, saat Obama belum dilantik, dan semua dilakukan sampai detik-detik terakhir pelantikan Obama. Mereka berdalih di balik argumentasi bahwa perang yang mereka kobarkan semata-mata untuk membalaskan dendam atas serangan-serangan roket yang ditembakkan dari Palestina. Israel pun ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa dirinya adalah Negara yang memiliki kemiliteran yang kuat setelah Amerika Serikat. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)
GAZA (Arrahmah.com) – Setelah diberitakan berbagai media bahwa pasukan Israel seluruhnya telah keluar dari Gaza, nampaknya karena kesibukan penarikan pasukan, mereka meninggalkan persenjataan mereka yang telah hancur. Pertanyaannya : Apakah mujahidin atau Israel yang menang?
Di bawah ini dipaparkan beberapa poin penting sebagai bahan pertimbangan :
- Dari segi militer, mujahidin mengalami kemenangan. Tidak hanya sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, tetapi seluruh mujahidin dari semua kelompok mendapatkan kesuksesan besar di Palestina. Terjadi banyak kecelakaan yang tidak dilaporkan media-media kafir di kubu Israel dan banyak dari rencana operasi militer yang gagal dilakukan karena pertolongan Allah. Dengan kelemahan Hamas kini, di sana terdapat kemungkinan bahwa Mujahidin akan mengambil alih Gaza.
- Secara emosional, Mujahidin mengalami kemenangan. Dunia memperlihatkan kejahatan, kekejaman, kebrutalan, arogansi dan pembantaian massa seperti yang pernah dilakukan Nazi, dilakukan Israel kepada penduduk Gaza. Walaupun Israel dengan susah payah berusaha memperlihatkan kepada dunia bahwa mereka hanya menghantam targer-target mereka, mata dunia terlanjur telah melihat begitu banyak penderitaan rakyat Palestina di Gaza dan mengundang simpati. Dukungan public untuk Palestina mengalir deras yang datang dari Muslim dan non-muslim di seluruh dunia. Adakah peristiwa yang mengusik hati masyarakat dunia seperti peristiwa yang terjadi pada rakyat Palestina?
- Ini terikat dengan poin-poin di atas. Karena kampanye yang besar-besaran mengenai pendudukan Palestina di bulan-bulan yang lalu, banyak dari Muslim yang mempertanyakan tentang sesuatu yang mereka sebut dengan “dunia”. Untuk apa kita bekerja keras di dunia? Apakah kita akan mendapatkan kehidupan yang indah setelah dunia? Ataukah hanya akan mendapatkan kematian yang menyiksa? Melalui peristiwa ini, Allah menciptakan lebih banyak lagi mujahidin yang tidak pernah takut menghadapi kematian, apa yang dilakukan semata-mata berharap pada Riho Allah. Kita lihat saja apa yang terjadi di Afghanistan dan Irak. Itu hanyalah sebagian dari serangan mematikan, kemalangan untuk Amerika, Israel dan negeri-negeri Arab yang menyedihkan.
- Allah memperlihatkan kepada kita tentang Gaza, dengan sangat jelas, bahwa situasi mengerikan akan terus terjadi sampai rejim Arab akan dipindahkan dari wajah dunia. Itu adalah sesuatu yang sangat mustahil untuk menjadikan Palestina yang stabil tanpa memiliki satu Negara yang stabil.
- Bagaimanapun, secara strategi, Israel menang. Itu dapat dilihat dunia, bagaimana mereka menumpahkan kebencian terhadap penduduk Palestina saat Amerika berada dalam masa transisi, saat Obama belum dilantik, dan semua dilakukan sampai detik-detik terakhir pelantikan Obama. Mereka berdalih di balik argumentasi bahwa perang yang mereka kobarkan semata-mata untuk membalaskan dendam atas serangan-serangan roket yang ditembakkan dari Palestina. Israel pun ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa dirinya adalah Negara yang memiliki kemiliteran yang kuat setelah Amerika Serikat. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)