PAKISTAN (Arrahmah.com) – Mujahidin Al-Qaeda di Anak Benua India atau Al Qaeda in the Indian Subcontinent (AQIS), cabang terbaru dari organisasi jihad global Al-Qaeda, telah merilis sembilan halaman pernyataan yang menjelaskan operasi penargetan mereka terhadap angkatan laut Amerika dan India pada Sabtu (6/9/2014) lalu.
AQIS mengatakan operasi itu adalah bagian dari “rencana untuk menyerang kekuatan militer Amerika di lautan” yang dipersiapkan “atas perintah [Amir Al-Qaeda] Syaikh Aiman Az-Zhawahiri,” lansir LWJ.
Juru bicara AQIS, Usamah Mahmud menyatakan bahwa pemerintah Pakistan telah menutup-nutupi operasi tersebut dan liputan media yang sejauh ini tidak menjelaskan secara akurat apa yang terjadi sebenarnya. Oleh karena itu, Usamah telah merilis respon Al-Qaeda terkait hal ini pada akun Twitter-nya.
Berikut ini adalah sebuah ringkasan dari rilisan AQIS. Tidak satu pun dari rincian ini yang dikabarkan atau dikonfirmasi secara terbuka oleh pejabat intelijen AS.
Semua kutipan ini berasal dari pernyataan yang dikeluarkan oleh Usamah. AQIS mengungkapkan bahwa operasi mereka telah menyebabkan kerusakan yang lebih parah dari yang diakui oleh pemerintah Pakistan.
“Operasi itu digambarkan sebagai serangan terhadap galangan kapal angkatan laut oleh ‘orang luar’ yang telah menyusup terhadap fasilitas tersebut,” tapi AQIS mengungkapkan bahwa “operasi ini berlangsung di bawah pimpinan dua bersaudara dari Al-Qaeda di Anak Benua [India], yaitu Oweis Jakhrani (mantan Letnan Kedua di Angkatan Laut Pakistan) dan Zeeshan Rafik (Letnan Kedua).”
Dokumen AQIS memasukkan foto-foto keduanya, Jakhrani dan Rafik. Jakhrani bukanlah tentara AL aktif pada saat melakukan serangan, menurut AQIS, sebab dia “baru saja mengundurkan diri dari AL Pakistan karena iman dan semangatnya.” Semua anggota Al-Qaeda lainnya “yang mendapatkan syahid [InsyaaAllah] selama operasi ini sedang bertugas sebagai tentara di AL Pakistan.”
Tujuan dari operasi ini adalah untuk “mengambil kendali dua kapal perang penting milik AL Pakistan,” PNS Zulfiqar dan PNS Aslat. “Ada beberapa Mujahid di dalam kedua kapal itu dan mereka dilengkapi senjata yang diperlukan dan bahan peledak yang dibutuhkan untuk operasi ini,” tulis AQIS.
Tim Al-Qaeda pertama berada di kapal PNS Zulfiqar, yang meninggalkan Karachi pada 3 September dan diduga dijadwalkan “untuk mengisi bahan bakar di kapal pasokan USS (kapal tanker minyak AS), yang merupakan salah satu kapal angkatan laut Amerika yang paling penting setelah kapal induk.”
“Saat PNS Zulfiqar sedang mengisi bahan bakar, beberapa Mujahid muncul dan menyerang serta menghancurkan kapal tanker minyak Amerika dengan senjata anti-pesawat 72 mm terhadap kapal mereka.”
Selain itu, mujahidin lainnya di kapal PNS Zulfiqar bersiap untuk “menargetkan kapal perang Amerika yang melindungi kapal tanker menggunakan empat rudal kendali anti-kapal,” jika mereka berhasil, tim Al-Qaeda lainnya akan menggunakan senjata apa pun yang tersisa untuk menyerang atau menghancurkan kapal perang Amerika dan koalisi yang ada di sekitarnya, dan berjuang hingga meraih syahid.”
Tim penyerang kedua berada di kapal PNS Aslat “dengan senjata dan bahan peledak.” Menurut rencana, tim mujahidin kedua akan mengambil alih PNS Aslat, “yang berada dekat pantai Karachi,” dan mengarahkannya ke arah perairan India untuk menyerang kapal perang India dengan rudal anti-kapal.” “Jika kebetulan bertemu kapal lainnya, termasuk kapal perang Amerika, maka Mujahidin AQIS akan menggunakan PNS Aslat untuk menyerang mereka.
AQIS melanjutkan dengan mengungkapkan kejadian sebenarnya secara rinci dan sangat berbeda dari apa yang dikatakan oleh sumber-sumber militer Pakistan.
Kelompok jihad ini mengatakan bahwa PNS Zulfiqar berangkat dari Karachi pada 3 September dan menyiratkan bahwa baku tembak antara Mujahidin Al-Qaeda dan tentara di Angkatan Laut Pakistan terjadi jauh di Samudera Hindia. Sedangkan sumber Pakistan mengatakan bahwa serangan itu terjadi di galangan kapal Angkatan Laut di Karachi.
AQIS mempertanyakan waktu pengumuman Angkatan Laut Pakistan setelah serangan itu terjadi, AQIS mengatakan, mengapa menunggu beberapa hari untuk memberitakannya ke publik. Pernyataan itu berbunyi: “Apakah penundaan pengumuman dikarenakan butuh waktu tiga hari untuk menghapus bukti baku tembak di kapal PNS Zulfiqar dan memperbaiki kerusakan di kapal tersebut? Atau karena butuh waktu tiga hari untuk kapal itu kembali ke Karachi setelah pertempuran terjadi di kapal?”
Selain itu, AQIS juga mengatakan bahwa serangan terhadap PNS Aslat adalah operasi yang dilakukan orang dalam dan kapal itu “tidak diserang dari luar,” sebagaimana yang diklaim oleh militer Pakistan. AQIS mengatakan bahwa Pakistan menutupi keberhasilan Mujahidin dan kerugian moral dan material serta kerusakan yang mereka derita. Pakistan tidak ingin publik tahu bahwa seruan untuk berjihad kini mulai menarik bahkan tentara dari Angkatan Bersenjata.”
AQIS mengatakan bahwa pemerintah Pakistan juga menyembunyikan identitas para penyerang lainnya dari masyarakat, karena ingin menghindari rasa malu lebih lanjut atas fakta bahwa sisa dari para syuhada adalah anggota dari AL Pakistan.
Kata pengantar pernyataan AQIS ini menjelaskan motivasi mereka di balik serangan yang direncanakan pada dua kapal penyerang Pakistan. AQIS menjelaskan, bahwa Pakistan mengambil bagian dalam Rencana Kampanye Koalisi Maritim (CMCP), yang menjadikan Pakistan termasuk dari bagian koalisi perang salib terhadap Islam.
Selain mengamankan “rute-rute perdagangan maritim untuk pengiriman komersial Amerika dan negara-negara besar lainnya, CMCP juga berpartisipasi dalam apa yang disebut dengan perang melawan teror (yaitu Perang Salib yang dipimpin Amerika terhadap dunia Muslim” dan mencegah “kemungkinan serangan Mujahidin dari lautan.” CMCP juga menyediakan dukungan logistik untuk pasukan Amerika dan sekutunya (NATO) yang menjajah Afghanistan dan mengkonsolidasikan “cengkeraman mereka di perairan dunia Islam” sambil “mengepung dunia Muslim dari arah lautan.”
Pernyataan AQIS diakhiri dengan beberapa pesan. Yang pertama ditujukan kepada umat Islam di Gaza, dan menyeru untuk membalas “darah yang tertumpah di wilayah Palestina yang diduduki penjajah. Pesan lain ditujukan kepada umat Islam dan para mujahid, agar tidak lupa pula mengobarkan jihad di lautan menjadi salah satu prioritas mereka,” ungkap AQIS.
Dan pesan terakhir kepada “Perwira dan Tentara di Angkatan Bersenjata di Negara (mayoritas) Muslim.” AQIS mengatakan, tentara Angkatan Laut Pakistan bertanggung jawab atas dua serangan pada 6 September, dan agar itu menjadi contoh bagi seluruh Muslim yang bertugas di angkatan bersenjata. AQIS juga menyalahkan Angkatan Darat Pakistan, dan mengatakan bahwa para jenderalnya telah menunjukkan loyalitas seorang budak kepada tuannya (AS) dan telah mengabdikan seluruh Angkatan Bersenjata untuk membela kepentingan Amerika.
AQIS menyimpulkan dengan mengatakan bahwa semua Muslim yang bertugas di angkatan bersenjata harus berjihad jika mereka ingin masuk surga dan menghindari neraka.
Berikut ini adalah beberapa foto yang dirilis AQIS dalam pernyataan ini:
(banan/arrahmah.com)