MALI (Arrahmah.com) – Mujahidin Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM), cabang resmi Al-Qaeda di Afrika Utara, telah menyatakan bertanggung jawab atas dua serangan baru terhadap pasukan PBB di Mali. Dua serangan tersebut dilancarkan pekan lalu dan menargetkan pasukan “penjaga perdamaian” PBB di dekat kota Timbuktu, lansir LWJ pada Senin (1/6/2015).
Kantor berita Mauritania Al-Akhbar, yang secara berkesinambungan melaporkan pernyataan dari jihadis Sahara, kembali melaporkan bahwa cabang Sahara AQIM mengakui dua serangan tersebut melalui sambungan telepon kepada kantor berita itu.
Juru bicara AQIM mengatakan bahwa kelompok jihad mereka “menegaskan tanggung jawabnya atas serangan roket pada pangkalan pasukan internasional di Mali utara pada tanggal 25 Mei.” Serangan itu dilaporkan menargetkan pangkalan PBB di kota Ber, sebelah timur Timbuktu. Al Akhbar meyatakan bahwa Mujahidin AQIM menembakkan lebih dari selusin roket ke kamp itu.
Serangan kedua adalah serangan menggunakan improvised explosive device (IED) terhadap konvoi PBB di dekat Timbuktu. Kantor berita Mauritania telah melaporkan bahwa komandan pasukan internasional, Dane Michael Lollesgaard, dan kepala pasukan polisi internasional, Djibouti Awale Abdounasir, berada dalam konvoi tersebut. Keduanya dikabarkan tidak terluka, tapi tiga penjaga perdamaian Burkinabe terluka dalam serangan itu. Kelompok Al-Qaeda menyatakan telah membunuh tiga penjaga perdamaian, namun laporan ini belum dapat diverifikasi.
Pernyataan tanggung jawab dari AQIM dirilis setelah adanya laporan yang saling bertentangan dari Al Akhbar. Kantor berita itu awalnya melaporkan bahwa Al-Murabitun, kelompok jihad lain yang beroperasi di Mali, telah mengklaim serangan itu sebelumnya. Namun kemudian mereka juga melaporkan hal yang bertentangan dengan laporan tersebut. Al Akhbar telah meminta maaf untuk kesalahan pemberitaan yang mereka lakukan itu.
Al-Murabitun, atau setidaknya sebuah bagian dari kelompok itu, diisukan baru saja membelot dari Al-Qaeda dan memberi baiat mereka kepada kelompok “Daulah Islamiyah” atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, dalam sebuah pernyataan dari Adnan Abu Walid Al-Sahrawi, mantan juru bicara Gerakan untuk Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat atau Movement for Oneness and Jihad in West Africa (MUJAO). Namun seorang Komandan Al-Qaeda, Mokhtar Belmokhtar, komandan lainnya dalam Al-Murabitun, segera membantah klaim bahwa ia dan kelompoknya telah membelot dari Al-Qaeda.
Al-Murabitun dibentuk pada tahun 2013 ketika MUJAO, sebuah cabang AQIM, dan Brigade Al-Mulathameen Belmokhtar bergabung. Segera setelah pesan Sahrawi dirilis, menjadi jelas bahwa ia berbicara bukan atas nama Al-Murabitun secara keseluruhan.
Pernyataan tanggung jawab Al-Qaeda atas serangan tersebut dirilis setelah pasukan Perancis membunuh empat mujahidin, termasuk dua pemimpin Al-Qaeda, dalam penggerebekan pasukan khusus baru-baru ini di Mali utara. Kementerian Pertahanan atau Ministry of Defense (MoD) Perancis mengatakan bahwa pasukannya menewaskan Hamada Ag Hama. Target kedua adalah Ibrahim Ag Inawalen, pemimpin Ansar Din, yang dikenal sebagai sayap lokal Al-Qaeda.
Al-Qaeda terus beroperasi di Mali di tengah misi “kontraterorisme” yang dipimpin Perancis di wilayah tersebut. Kelompok jihad ini dan banyak afiliasinya di Mali mempertahankan kemampuan untuk malancarkan serangan roket, mortir, dan serangan IED menargetkan pasukan PBB dan Prancis. Tiga puluh lima “penjaga perdamaian” PBB tewas di Mali sejak 2013, membuat negara itu dianggap menjadi misi PBB yang paling berbahaya di dunia.
(banan/arrahmah.com)