YAMAN (Arrahmah.com) – Pertempuran antara Mujahidin Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) melawan pemberontak Syiah Houtsi terus berlangsung selama beberapa hari terakhir. Setelah pemberontak Syiah Houtsi merebut ibukota Yaman, Sana’a, pada akhir September, Mujahidin AQAP menyatakan perang terbuka terhadap para pemberontak dan meningkatkan operasi mereka baik terhadap militer Yaman maupun terhadap pemberontak Syiah Houtsi, terutama di bagian tengah negara itu.
Mujahidin AQAP menyatakan bertanggung jawab atas 16 serangan yang terjadi di enam provinsi Yaman antara tanggal 16 Oktober hingga 20 Oktober. Banyak dari serangan ini berpusat di sekitar kota Radaa di provinsi Bayda, di mana pertempuran antara Mujahidin AQAP dan pemberontak Syiah Houtsi mulai memanas pada Rabu (15/10/2014), ketika pemberontak Syiah memulai sebuah serangan di wilayah timur, lansir LWJ.
Pertempuran di Bayda
Mujahidin AQAP menyatakan bertanggung jawab atas serangan syahid pada Kamis (16/10/2014) yang menargetkan sebuah pertemuan para pemberontak Syiah Houtsi di wilayah Qaa’ Fayd yang terletak di antara kota Radaa dan provinsi Dhamar ke barat. Pernyataan Mujahidin AQAP yang dirilis pada hari berikutnya menyatakan bahwa operasi itu dilakukan dengan sebuah kendaraan yang bermuatan alat peledak rakitan atau vehicle borne improvised explosive device (VBIED), atau bom mobil, hingga menyebabkan puluhan pemberontak Syiah Houtsi Houthi tewas dan terluka.
Beberapa hari kemudian, Mujahidin AQAP merilis pernyataan lain mengenai pertempuran di sekitar kota Radaa, khususnya merinci bentrokan yang terjadi di wilayah Malah di pinggiran kota. Pernyataan itu menyatakan bahwa pada Kamis (16/10), Mujahidin AQAP mengirim beberapa kelompok mujahidin untuk menggagalkan pertemuan pemberontak Syiah Houtsi di kota dan mencatat bahwa satu kelompok mujahidin diserang oleh penyergapan pemberontak Syiah Houtsi sebelum meletusnya pertempuran sengit. Mujahidin AQAP kemudian mengirim bala bantuan untuk membantu mujahidin yang dikepung di Malah, dan pasukan mujahidin yang semakin kuat memaksa para pemberontak menarik diri dari wilayah Qaa’ Fayd.
Mujahidin AQAP menyatakan bahwa banyak pemberontak Syiah Houtsi yang tewas atau terluka, tiga di antaranya ditawan, dan banyak senjata ringan dan berat yang disita oleh mujahidin. Selain itu, pernyataan itu menjelaskan bahwa serangan istisyadiyah yang dilaporkan dalam pernyataan Mujahidin AQAP sebelumnya pada bentrokan di wilayah Qaa’ Fayd terjadi setelah pemberontak Syiah Houtsi menarik diri dari daerah itu.
Dua hari setelah pertempuran di wilayah Malah, Mujahidin AQAP meluncurkan serangan terkoordinasi di Radaa yang menargetkan posisi pemberontak Syiah Houtsi di kota. Sebuah pernyataan AQAP menyatakan bahwa pada Sabtu (18/10) pagi, dua kelompok mujahidin mereka secara bersamaan menyerang sebuah pos pemeriksaan pemberontak Syiah Houtsi di kota dalam perkumpulan pemberontak di sebuah sekolah lokal. Seorang koresponden AQAP di lapangan mengatakan dalam pernyataan itu, “dua serangan mengakibatkan kematian dan cedera bagi [pemberontak Syiah] Houtsi yang tidak dapat kami hitung secara akurat [jumlahnya],” dan menambahkan bahwa pertempuran masih berlangsung di selatan Radaa.
AQAP juga menyatakan bertanggung jawab atas serangan alat peledak rakitan atau improvised explosive device (IED) terhadap kendaraan militer pemberontak Syiah Houtsi di Bayda pada Sabtu (18/10). Dalam pernyataan yang dirilis beberapa hari kemudian, AQAP menyatakan bahwa mujahidin mereka meledakkan IED pada pukul 11:00 pagi waktu setempat saat kendaraan pemberontak Syiah Houtsi melewati Gunung Al-Nisi di Radaa, hingga menyebabkan kehancuran dan kematian semua orang yang berada di dalam kendaraan itu.
Pada hari berikutnya, AQAP merilis dua laporan singkat yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan yang terjadi pada Ahad (19/10) di Radaa. Serangan yang pertama dari dua serangan itu terjadi saat fajar di wilayah Al-Arsh, Radaa; Mujahidin menyatakan bahwa jumlah tepat pemberontak yang tewas tidak dapat dipastikan. Dalam pernyataan kedua, AQAP mengumumkan bahwa salah satu penembak jitu mereka berhasil menewaskan seorang pemberontak Syiah Houtsi di kota.
Pertempuran di provinsi Bayda lebih diintensifkan antara tanggal 19-20 Oktober, dan pada Senin (20/10), Mujahidin AQAP merilis pernyataan terkait serangan mereka terhadap pemberontak Syiah Houtsi. AQAP menyatakan bahwa para pejuang mereka telah melewati perbatasan provinsi Bayda dan tiba di provinsi Dhamar. AQAP juga menyatakan bahwa puluhan Syiah Houtsi telah tewas dan terluka dalam pertempuran yang sedang berlangsung di wilayah Al-Arsh, Bayda.
Sumber media Arab melaporkan bahwa pertempuran di sepanjang wilayah perbatasan antara provinsi Bayda dan Dhamar selama 24 jam terakhir telah menyebabkan tewasnya sekitar 60 orang, yang diyakini sebagian besarnya merupakan pemberontak Syiah Houtsi.
Pada Senin (20/10), AQAP menyatakan bertanggung jawab atas serangan syahid di dekat kediaman seorang pemimpin pemberontak Syiah Houtsi di Radaa, Abdallah Idris, saat para pemberontak melakukan pertemuan di dalamnya. Laporan pers Arab menunjukkan bahwa wakil-wakil suku dan pemberontak Syiah Houtsi sedang bertemu di rumah Idris pada saat ledakan. Menurut sumber-sumber lokal dan saksi mata, 15 orang tewas dalam pemboman itu, kebanyakan dari mereka adalah Syiah Houtsi, dan 12 lainnya luka-luka.
Sebuah pernyataan AQAP berikutnya menyatakan bahwa serangan sore dilakukan oleh Abu Aisha Al-Sana’ani –semoga Allah menerimanya sebagai syuhada- menggunakan bom mobil hingga mengakibatkan tewasnya puluhan pemberontak Syiah Houtsi.
Mujahidin AQAP kembali merebut Al-Adayn
Pada Rabu (15/10) malam, Mujahidin AQAP melancarkan serangan terkoordinasi terhadap basis keamanan, militer, dan pusat-pusat pemerintahan di Al-Adayn di provinsi Ibb barat daya dan berhasil menguasai kota. Setelah menduduki kota selama sekitar 9 jam, para mujahid mundur pada Kamis (16/10) pagi. Serangan sepanjang hari dilakukan sebagai respon terhadap serangan Syiah Houtsi di seluruh provinsi dini hari.
Pada Senin (20/10), AQAP memperbarui serangan di Al-Adayn, meluncurkan serangan besar-besaran di lokasi keamanan di kota dan mengkonsolidasikan kekuasaan mereka atas wilayah tersebut sekali lagi. Kemudian pada hari itu, AQAP merilis pernyataan yang menyatakan bahwa sisa-sisa pemberontak Syiah Houtsi telah melarikan diri dari kota setelah operasi gabungan yang dilakukan oleh AQAP dan suku-suku Sunni di daerah itu.
AQAP mengatakan bahwa para pejuangnya berhasil menyusup ke Al-Adayn saat fajar, membuka jalan bagi serangan untuk merebut kembali kota itu. Menurut pernyataan tersebut, serangan dimulai pada sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat ketika kelompok mujahidin mulai menyerang lokasi baik di dalam maupun di luar kota. Rumah pemimpin Syiah Houtsi dibom dalam serangan itu, termasuk kediaman Zakaria Al-Musawa, seorang perwira militer yang bersekutu dengan pemberontak Syiah.
Pernyataan AQAP menekankan partisipasi suku Sunni lokal yang berkumpul menyandang senjata mereka dengan dua puluh mobil dan mengambil bagian dalam merebut kendali kota. Satu jam setelah serangan terhadap Al-Adayn, Mujahidin AQAP dan suku Sunni bersatu di alun-alun pusat kota dan membebaskan tiga tentara yang ditawan selama serangan terakhir AQAP untuk mengambil alih kota, pada Rabu (15/10). Ketiga tawanan itu dibebaskan setelah mereka meninggalkan militer Yaman dan bersumpah untuk tidak kembali maupun berpartisipasi lagi dalam jajarannya. Selama pertemuan ini, anggota suku [Sunni] menekankan posisi kuat mereka menyatukan barisan mereka dan koalisi mereka dengan Anshar Al-Syariah dalam memerangi rafidi [Syiah] Houtsi.
Mujahidin AQAP juga menyatakan bertanggung jawab atas serangan di tempat lain di provinsi Ibb pada Senin (20/10) sekitar pukul 18:30 waktu setempat, di mana mujahidin menyerbu pos pemeriksaan militer Mashwara di kota Ibb yang dalam pernyataan itu AQAP nyatakan sebagai “gabungan pos pemeriksaan militer militer-Houtsi,” terkemuka yang menyebabkan kematian semua tentara di pos pemeriksaan itu bersama dengan syahidnya dua Mujahidin AQAP.
Serangan AQAP lainnya antara 16 Oktober – 20 Oktober
Mujahidin AQAP menyatakan bertanggung jawab atas dua serangan pada Kamis (16/10) yang menargetkan personil militer boneka Yaman di Abyan dan Shabwa, dua provinsi selatan yang dikuasai mujahidin. Pada pukul 10.00 waktu setempat, Mujahidin AQAP meledakkan IED di persimpangan Al Houta-Azan dan melukai beberapa tentara boneka. Kemudian pada sore harinya, mujahidin menembak dan menewaskan dua tentara boneka Yaman dari Brigade 111 di wilayah Ahwar provinsi Abyan.
Pada Jum’at (17/10), Mujahidin AQAP menargetkan konvoi militer di Hadramout yang tengah menuju kota Qatn. Pada sekitar pukul 10:00 waktu setempat, mujahidin meledakkan IED saat konvoi itu lewat, dan berhasil menewaskan dan melukai tentara boneka Yaman yang jumlahnya belum dapat dipastikan.
Dua serangan lainnya yang diakui oleh Mujahidin AQAP berlangsung pada Ahad (19/10), di Sana’a dan basis utara Syiah Houtsi, Amran. Di Sana’a, Mujahidin AQAP melemparkan granat terhadap sebuah perkumpulan pemberontak Syiah Houtsi di wilayah Bani Houth, ibukota Yaman. Malam itu, mujahidin menyerang markas pemberontak Syiah Houtsi di wilayah Rayda provinsi Amran dengan 17 kilogram IED. Pernyataan AQAP selanjutnya melaporkan kerusakan material serius akibat ledakan di markas itu.
(banan/arrahmah.com)