ADEN (Arrahmah.com) – Sumber di Yaman melaporkan mengenai pertempuran yang baru terjadi di Imarah Islam Abyan. Mujahidin Ansar al-Sharia (bagian dari Al Qaeda Semenanjung Arab/AQAP), juga beroperasi di provinsi Shabwa, Lahj yang sebagia wilayahnya telah dikuasai Mujahidin dan sekitar pelabuhan utama Yaman, Aden.
Sumber Barat dan Arab melaporkan bahwa Mujahidin melebarkan sayapnya dalam aktivitas militer mereka.
Sebagian besar pertempuran intensif terjadi di ibukota Abyan, Zinjibar, di mana lebih dari sebulan, tentara rezim Saleh dari Brigade Mekanik 25 telah berusaha menyerang Mujahidin AQAP untuk merebut kembali Zinjibar, kota yang telah dikuasai Mujahidin sepenuhnya dan diproklamirkan sebagai ibukota dari Imarah Islam.
Beberapa hari lalu, Mujahidin juga menduduki fasilitas strategis penting, sebuah stadion yang digunakan oleh tentara rezim Saleh untuk suplai makanan, gudang senjata dan amunisi dan stadion tersebut merupakan pintu gerbang dari jalan utama menuju Aden.
Kini, stadion tersebut berada di bawah kontrol Mujahidin AQAP.
Serangan udara yang dilancarkan rezim Saleh dan AS, mencoba menghantam posisi Mujahidin, mencoba mengusir mereka dari Zinjibar, namun sejauh ini mereka belum berhasil.
Mujahidin terus-menerus mengepung basis Brigade Mekanik 25, meskipun tentara cadangan telah dikirimkan ke zona perang.
Sumber Barat melaporkan bahwa Departemen Pertahanan Yaman diduga telah menghubungi komando Al Qaeda untuk mengambil jenazah 30 tentara dan puluhan tentara tawanan perang (menurut beberapa data jumlahnya hingga 50 orang), yang ditangkap oleh Mujahidin dalam pertempuran akhir-akhir ini.
Dilaporkan bahwa negosiasi telah dimulai oleh sejumlah klan lokal Yaman, yang mencoba untuk membangun setidaknya gencatan senjata sementara.
Seorang kepala otoritatif dari klan Yaman selatan bernama Ali Abdul Salam juga dikenal dengan Mulla Zabara, beberapa kali mencoba menengahi negosiasi. Dilaporkan bahwa ia merupakan seorang kerabat dekat salah satu komandan AQAP.
Mulla Zabara mengatakan bahwa ia tidak merasa bermusuhan dengan Al Qaeda dan ingin kedua belah pihak sepakat untuk gencatan senjata.
Namun rezim Saleh menggunakan kontak ini untuk memerintahkan membunuh pimpinan AQAP.
Pada Minggu (10/7/2011) ketika beberapa komandan Mujahidin datang ke pertemuan, serangan udara dilancarkan oleh tentara boneka Yaman.
Mereka setidaknya melakukan dua kali serangan yang membahayakan posisi komandan AQAP. Mulla Zabara juga mengatakan bahwa pasukan Yaman ingin menggunakannya untuk membunuh para pemimpin Al Qaeda.
Setelah kejadian tersebut, komando AQAp menyatakan mulai saat ini tidak ada kontak lebih lanjut dan negosiasi pada masalah apapun. Tidak akan ada mediasi apapun yang akan diterima. Jenazah para tentara Saleh telah dikuburkan di stadion.
Mulla Zabara mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Yaman kembali memintanya untuk menengahi pembicaraan dengan AQAP, namun kali ini dia menolak dan mengatakan bahwa sekarang biarkan menteri dan anggota kabinet lainnya yang mengirimkan orangnya untuk upaya mediasi.
Mulla Zabara mengatakan bahwa pada pekan lalu ia bertemu dengan para pemimpin penting AQAP, Qasem Al Raimi dan Saeed Al Shihri.
AQAP mengatakan bahwa mereka akan melepaskan blokade terhadap prajurit Brigade Mekanik 25 hanya dengan satu syarat, yaitu mereka pergi tanpa senjata atau meninggalkan semua senjatanya di tempat. “Kami tidak mengizinkan mereka untuk menarik senjata,” ujar Mujahidin menurut pengakuan Mulla Zabara.
Diketahui dari para pemimpin Mujahidin bahwa Mujahidiin tidak akan menghentikan serangan selama tentara rezim Saleh tidak menyerah. Komandan AQAP juga mengatakan mereka berniat untuk mengambil kendali atas Aden.
Sumber Barat dan Arab mengatakan bahwa kehadiran AQAP saat ini tidak hanya di selatan, tetapi juga di utara. Allahu Akbar! (haninmazaya/arrahmah.com)