KAIRO (Arrahmah.com) – Mujahidin yang berbasis di Semenanjung Sinai, Jama’ah Anshar Baitil Maqdis, pada hari Sabtu (7/6/2014) merilis video “Perang Pembalasan Untuk Muslim Mesir” seri ketiga. Video berdurasi 15 menit 16 detik tersebut mencokumentasikan serangan terhadap markas Dinas Intelijen Perang Mesir di kota Ismailiyah.
Bagian awal video mendokumentasikan kebiadaban militer Mesir dalam menindas kaum muslimin. Militer Mesir membantai ribuan demonstran sipil di Rabiah Square, Nahdah Square dan tempat-tempat lainnya. Militer Mesir kemudian membunuhi anak-anak, wanita dan orang tua yang tak berdosa di Semenanjung Sinai. Militer Mesir meruntuhkan rumah-rumah penduduk, menghancurkan masjid-masjid dan pasar-pasar, bahkan membakar mushaf Al-Qur’an lewat bombardir dengan pesawat tempur dan helikopter tempur.
Video kemudian mengutip taushiyah Syaikh Ibrahim bin Sulaiman Ar-Rubaiys, ketua bidang syariat mujahidin AQAP, tentang tertipunya banyak aktivis Islam dalam permainan demokrasi. Mereka menerjuni kancah perjuangan pemilu dan parlemen, melakukan sebagian amalan kekufuran, melepaskan sebagian prinsip ajaran Islam, bahkan menegaskan tidak akan mendirikan Daulah Islam dan tidak akan menerapkan syariat Islam. Namun mereka tetap saja tidak direstui oleh Barat. Kudeta militer dan pemberangusan oleh militer dukungan Amerika dan Barat menerpa para aktivis Islam tersebut, seperti pengalaman di Aljazair dan kini di Mesir sendiri.
Video kemudian mengutip suasana sidang dalam Kongres AS membahas situasi Mesir. Jendral Martin Dempsey dihadirkan dalam sidang tersebut. Seoang senator AS dalam pernyataannya di Kongres AS tersebut menegaskan pentingnya mempertahankan hubungan yang kuat dengan kekuatan militer Mesir dan bantuan militer kepada militer Mesir. Sebab militer Mesir adalah sebaik-baik partner bagi Amerika untuk merealisisakan kepentingan-kepentingan AS di Mesir.
Senator menjelaskan bahwa bantuan militer AS kepada Mesir merupakan investasi yang sangat menguntungkan bagi AS. Dengan bantuan itu AS akan bisa mengatur dan memberi perintah kepada para pemimpin militer, meningkatkan kerjasama dalam perang melawan “teroris Islam”, kerjasama di bidang intelijen, pemanfaatan Terusan Suez dan banyak lagi manfaat lainnya.
Senator membenarkan pernyataan PM “Israel” Benyamin Netanyahu bahwa perjanjian Camp David merupakan kunci bagi perdamaian Israel – Mesir dan stabilitas kawasan Timur Tengah. Militer Mesir selama tiga puluh tahun terakhir telah teruji kesetiannya dalam menjalankan perjanjian Camp David.
Dempsey sependapat dengan pernyataan senator tersebut. Dempsey juga sangat menyetujui pentingnya mempertahankan hubungan erat yang selama ini telah terjalin antara AS dan militer Mesir. Ia bahkan mengusulkan agar militer Mesir secepat mungkin dipulihkan dan dikembalikan sebagai pemegang kekuasaan di Mesir.
Dempsey juga menjelaskan bahwa militer “Israel” telah menganggap militer Mesir sebagai partner yang kuat. Berdasar pengalaman pribadi Dempsey sendiri selama lima tahun, AS layak untuk mempertahankan “investasi”nya pada militer Mesir.
Video kemudian memperlihatkan mujahidin melakukan pengamatan dan pengawasan lapangan terhadap gedung Dinas Intelijen Perang Mesir di kota Ismailiyah. Komandan mujahidin kemudian membuat perencanaan dan pelatihan untuk menyukseskan serangan terhadap gedung militer tersebut.
Video kemudian memperlihatkan pelaksanaan serangan bom mobil terhadap gedung Dinas Intelijen Perang di kota Ismailiyah dan dampak kehancuran akibat serangan tersebut. Bagian akhir video dilengkapi dengan kutipan wawancara media massa Mesir tentang serangan tersebut.
(muhib al majdi/arrahmah.com)