SINAI (Arrahmah.com) – Dalam sebuah pernyataan yang dirilis ke forum-forum jihad pada Jum’at (13/12/2013), Mujahidin Bait Al-Maqdis membahas mengenai aksi protes yang terus digelar mahasiswa Mesir di universitas mereka.
Para mahasiswa tersebut merupakan pendukung mantan presiden Muhammad Mursi yang digulingkan oleh junta militer pada awal Juli lalu. Mereka dilaporkan “telah menggelar protes setiap hari selama berbulan-bulan di dalam dan di luar universitas mereka,” lansir Reuters.
Dalam pernyataannya, Mujahidin Anshar Bait Al-Maqdis menyatakan bahwa mereka meyaksikan aksi para pengunjuk rasa di sejumlah universitas dan melihat apa yang mereka “alami di tangan para penjaga pemerintahan neraka dari kalangan tentara dan polisi.”
Kelompok jihad yang berbasis di Sinai ini secara khusus mengecam serangan terhadap para pengunjuk rasa muslimah, sebuah masalah yang telah digarisbawahi dalam laporan mereka sebelumnya.
Mereka mengatakan pada 17 November lalu bahwa penargetan dan pembunuhan terhadap Letnan Kolonel Mohammed Mabrouk, seorang petugas keamanan nasional senior, merupakan tanggapan mujahidin atas penangkapan dan interogasi terhadap sejumlah muslimah oleh pasukan brutal keamanan Mesir.
Menurut Mujahidin Anshar Bait Al-Maqdis, serangan terhadap para mahasiswa di sejumlah universitas tersebut tidaklah mengejutkan karena otoritas sekuler “tahu bahwa para pemuda telah menjadi bahan bakar untuk revolusi dan kutub perubahan selama berabad-abad dan [dari waktu ke] waktu.”
Kelompok jihad ini selanjutnya menyeru kepada para pemuda Muslim Mesir untuk bersama-sama menegakkan Syariah Islam. Mereka menegaskan bahwa, “darah kalian adalah darah kami, kehormatan kalian adalah kehormatan kami.”
Sementara itu, pada 7 Desember lalu, Muhammad bin Mahmoud Rabie Al-Bahtiyti, seorang petinggi Al-Qaeda, telah menyerukan Umat Islam Mesir untuk berjuang menuju pelaksanaan pemerintahan berbasis syariah.
Kaum Muslimin Mesir harus “berdiri dalam menghadapi operasi militer sengit yang dipimpin oleh orang-orang yang penuh kepalsuan dan kekuatan khayalan ini,” desak Muhammad. Mereka harus “mendidik masyarakat tentang kewajiban mereka untuk mendukung agama dan memberdayakan Syariah,” lanjutnya. (banan/arrahmah.com)