AZAWAD (Arrahmah.com) – Dua kelompok Islam terbesar di Azawad, Ansar al-din dan Gerakan Nasional Pembebasan Azawad (MNLA) telah menandatangani kesepakatan mengenai sebuah visi tentang masa depan kawasan Azawad, termasuk pembentukan “Dewan Transisi Negara Islam Azawad” dan merger kedua gerakan ini.
Salah satu pemimpin Ansar al-Din mengonfirmasikan kepada Al-akhbar bahwa perjanjian telah ditandatangani pada Sabtu (26/5/2012) malam di kota Gao oleh Al Abbas Ag Intalla, kepala suku Ifogas, atas nama pemimpin gerakan Ansar al-Din, Ag Ghaly Iyad dan sekretaris umum dari MNLA Bilal Ag As-sharif, di hadapan tokoh-tokoh penting dari wilayah Azawad dan seorang utusan presiden Nigeria, serta beberapa pemimpin suku setempat.
Perjanjian tersebut mengemukakan isu konsep mendasar seperti kufur kepada thagut, al- wala wal bara’ dan perlunya mendirikan negara Islam di Azawad.
Juga dalam perjanjian kedua belah pihak, menegaskan kemerdekaan Azawad dan bahwa mereka berkomitmen untuk bekerja sama untuk membentuk dan membangun negara Islam di Azawad, di mana Syariah Islam akan diimplementasikan dalam semua aspek kehidupan berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman salafus sholeh.
Kedua gerakan memutuskan untuk menggabungkan “kepentingan yang lebih tinggi, yaitu Islam dan kaum Muslimin di tanah Azawad”. Mengingat komitmen mereka untuk menggabungkan angkatan bersenjata mereka, segera akan dibentuk tentara yang bersatu serta penyatuan bendera khusus untuk negara Islam Azawad.
Mereka juga memutuskan untuk membentuk sebuah badan eksekutif transisi dengan nama Dewan Peralihan Negara Islam Azawad yang ditugaskan untuk membuat rencana untuk melaksanakan ketentuan perjanjian ini. Ini akan beranggotakan 12 orang, dua pertiga dari dewan ini akan berasal dari gerakan Salafi Jihad di Azawad, sedangkan sepertiga lainnya dari MNLA.
Dan kedua gerakan mengonfirmasikan dalam perjanjian yang implementasinya dimulai segera setelah penandatanganan dan bahwa setiap pelanggaran atas dasar agama akan membatalkan perjanjian itu.
Kedua kelompok setuju untuk tidak membahas masalah bergabung dengan PBB atau berkoordinasi dengan mereka.
Diharapkan Syeikh Ag Ghaly akan mengepalai Dewan Peralihan dan wakilnya akan berasal dari MNLA.Sejak deklarasi tersebut, terdapat banyak perayaan di banyak kota di wilayah Azawad. Allahu Akbar! (haninmazaya/arrahmah.com)