ALJAZAIR (Arrahmah.com) – Seorang mujahid Islam menyerang markas keamanan di Jijel, sebelah timur laut Aljazair. Sembilan anggotanya tewas seketika saat penyerangan tersebut berlangsung. Tiga penjaga lain terluka dalam serangan di bangunan yang digunakan oleh perusahaan keamanan swasta Spas, Minggu (22/2) malam, di kota Ziama Masouriyah, sekitar 360 Km di timur ibukota Aljiers itu, kata warga.
Perusahaan keamanan Aljazair itu melakukan kerja keamanan untuk pabrik-pabrik di kawasan tersebut.
Tidak ada konfirmasi segera oleh pemerintah mengenai serangan yang terjadi tiga pekan sebelum dimulainya kampanye pemilihan presiden di negara Afrika utara itu.
Mujahid tersebut menggunakan mortir artisanal untuk menyerang para penjaga bangunan dalam serangan semacam pertama dalam beberapa tahun itu, meskipun perusahaan tersebut pernah diserang sebelumnya.
Tujuh tentara tewas dalam dua serangan terpisah pada 15 Februari, tiga dalam serangan sekitar 50 Km di timur Aljiers, dan empat yang lain di bagian timur jauh negara itu, dalam serangan terhadap konvoi mereka.
Rakyat Aljazair akan pergi ke tempat pemilihan untuk memilih presiden baru pada 9 April, dengan presiden yang menjabat Abdulaziz Bouteflika akan mengusahakan masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bouteflika berjanji untuk “menekan dengan kebijakan rekonsiliasi nasional” yang ia lancarkan pada 2000 menyusul dua referendum, dan yang telah memungkinkan pembebasan dari penjara atau penyerahan diri ribuan pejuang Islam yang meletakkan senjata mereka.
Namun kepala negara berusia 72 tahun itu menambahkan bahwa sementara “pintu tetap terbuka bagi orang-orang yang menyesal”, ia akan “terus memerangi terorisme dengan semua cara yang diperlukan”.
Sebelumnya, pada Agustus tahun lalu, sebelum Ramadhan, AQIM menyatakan bertanggungjawab atas sejumlah serangan terhadap pasukan keamanan, termasuk serangan di sekolah pelatihan polisi di Issers, 60 Km di timur Aljiers, yang menewaskan 48 orang. (Althaf/arrahmah)