KABUL (Arrahmah.com) – Imarah Islam Afghanistan (IIA) yang melakukan perlawanan di Afghanistan telah mengisyaratkan untuk bekerjasama dengan tentara internasional, PBB dan kelompok HAM untuk melakukan penyelidikan terkait kematian sipil dalam perang Afghan yang meningkat tajam di tahun ini.
“Sebuah komite harus dibentuk untuk menilai isu dan melakukan investigasi terkait kematian sipil di seluruh negeri,” ujar statemen IIA yang dikeluarkan pada ahad (15/8/2010) malam.
Mayoritas kematian sipil dan korban luka selama perang dituduhkan kepada Mujahidin IIA.PBB yang baru-baru ini mengeluarkan laporan kematian sipil menyatakan kematian sipil Afghan meningkat 31 Persen di tahun ini. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa 76 persen dari korban disebabkan oleh serangan Mujahidin.
Mujahidin IIA menolak laporan tersebut dan mengatakan bahwa laporan itu tidak lebih dari propaganda Media Barat yang mengabaikan fakta lapangan mengenai kematian sipil yang disebabkan oleh tentara salibis AS dan NATO di Afghanistan.
Mujahidin IIA mengatakan, penduduk Afghan mengetahui dengan pasti siapa yang bertanggungjawab atas kematian kerabat mereka karena mereka melihat langsung fakta yang terjadi di lapangan, dan laporan yang dikeluarkan PBB tidak akan mempengaruhi penduduk Afghan begitu saja.
IIA menantang Barat dan PBB untuk membentuk sebuah komite independen untuk melakukan survei ke daerah-daerah yang terkena dampak serta mengumpulkan penduduk Afghan untuk memperoleh informasi yang tepat.
Ini bukan pertama kalinya IIA dituduh Barat menjadi penyebab utama kematian sipil Afghan. Namun ini juga bukan pertama kalinya Barat mencoba membodohi penduduk Afghan dengan menyebarkan propaganda murahan. Mereka dengan tidak memiliki rasa malu mencoba mengesampingkan jatuhnya korban sipil akibat serangan udara yang sering mereka lancarkan. Baru-baru ini di dua provinsi di Afghanistan, korban sipil kembali berjatuhan akibat serangan udara NATO yang hanya berjarak beberapa hari dari kejadian pertama ke kejadian kedua. (haninmazaya/arrahmah.com)