KABUL (Arrahmah.com) – Sebuah laporan rahasia yang bocor yang diperoleh The Daily Telegraph mengemukakan bagaimana pandangan Mujahidin dipenjara yang menyatakan konflik selama satu dekade telah menyentuh pada ketakutan terdalam dari para komandan NATO.
Laporan yang disangkal ini menjadi tidak menyenangkan bagi banyak perwakilan penjajah di Afghanistan.
Penggambaran gerakan Taliban yang penuh percaya diri, yang tahu bahwa ia memiliki waktu di pihaknya, dan informasi tentang tumbuhnya dukungan secara konstan dari penduduk Afghanistan. Gambar ini sangat kontras tajam dengan gambaran bahwa komandan NATO dalam setahun belakangan tengah mencoba menciptakan citra baik.
Banyak statemen yang dibuat oleh Mujahidin Afghan yang terpenjara selama interogasi yang mencerminkan kesatuan pandangan yang disajikan dalam laporan, yang sangat mengesankan para agresor.
Laporan tersebut berulang kali menyoroti bahwa Mujahidin Imarah Islam Afghanistan telah memenangkan perang dan tidak mengambil serius kehadiran tentara Karzai.
Faktor-faktor yang telah lama dipikirkan untuk mendorong penyebaran Jihad masih dipandang Mujahidin sebagai kekuatan yang paling ampuh.
Meskipun bantuan keuangan bernilai miliaran ditawarkan kepada Karzai dan program “pengembangan kapasitas”, ketidakberdayaan dan korupsi rezim Kabul membantu para Mujahid dalam berdakwah.
Perlu dicatat bahwa laporan itu, dalam penafsiran The Daily Telegraph menegaskan kembali “data luas” sebelumnya bahwa Taliban diduga mengambil manfaat dari bantuan rezim Pakistan.
Namun, propaganda Barat melupakan titik kisah kolaborasi antara Islamabad dan Taliban, yang dibuat dalam lokakarya agen intelijen Barat, yang sejauh ini tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa Mujahidin Afghanistan membantu Mujahidin Pakistan untuk melawan rezim Islamabad, baik pada material maupun rencana teknis dan juga rencana militer, secara berkala mengorganisir serangan di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan.
Sementara itu, The Telegraph terus menunjukkan, dan ada sedikit harapan bagi mereka untuk menempatkan keyakinan kepada tentara Karzai untuk menjaga Taliban. Mereka malah menjual senjata mereka dan mempersiapkan diri untuk bekerjasama dengan Mujahidin.
Media Barat juga menulis bahwa tentara Karzai menjual senjata mereka kepada Taliban, berbagi informasi rahasia dengan mereka dan penandatanganan kesepakatan perdamaian, mempersiapkan diri untuk keluar dari tentara NATO. Hal ini terutama dilansir oleh The Telegraph.
“Taliban sepenuhnya percaya diri dalam kemampuan mereka untuk menangani Afghanistan (tentara Karzai-red),” ujar laporan tersebut.
Strategi NATO pada penarikan tentara di akhir 2014 didasarkan pada pelatihan polisi dan tentara Karzai untuk mentransfer kekuasaan kontrol negara. Namun, strategi ini telah rusak sejak awal. Orang-orang Karzai yang secara massal menjual senjata yang mereka terima dari AS dan NATO.
Pasar di Miranshah, ibukota Waziristan Utara di daerah kesukuan Pakistan, telah dipenuhi dengan senapan mesin, pistol dan senjata berat yang dijual oleh pasukan keamanan Afghanistan.
“Transportasi dan senjata dapat diperoleh sebelumnya hanya dari pertempuran. Kini mereka secara terus-menerus menjual atau menyumbangkannya,” ujar laporan itu. (haninmazaya/arrahmah.com)