Al-Qaeda di Semenanjung Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) telah merilis edisi ke-12 majalah jihad, Inspire.
Sampul majalah berbahasa Inggris itu bertema Shattered: A Story About Change. Sebuah Kisah Tentang Perubahan ini menggambarkan bahwa serangan 9/11 merupakan “titik balik” dalam sejarah Amerika. Penulis, Abu Abdullah Murabitun, menyampaikan sebuah narasi yang menggambarkan AS sebagai kekaisaran yang runtuh.
Dalam catatan yang lebih serius, majalah ini mencurahkan bagian yang panjang untuk Open Source Jihad. Seperti dalam edisi terakhir Inspire, AQAP berusaha untuk memotivasi dan mendidik calon mujahidin yang tidak memiliki kemampuan untuk menerima pelatihan yang lebih formal.
Dalam edisi ini, AQAP juga menunjukkan kepada mujahidin bagaimana cara merencanakan serangan bom mobil sendiri.
Selain itu, pada halaman 48-49 majalah jihad ini juga memuat sebuah tulisan berjudul Mujahidah Wife of Mujahid (Mujahidah Istri Mujahid) dalam rubrik Saudari [Muslimah] yang ditulis oleh Umm Yahya. Berikut arrahmah.com sajikan terjemahan artikel yang berisi penyemangat bagi Mujahidah tersebut.
Mujahidah Istri Mujahid
Oleh: Umm Yahya
“[Sedikitnya] jumlah orang saleh seharusnya tidak mengganggu engkau selama kau sudah memerankan bagianmu, kebenaran itu indah dan mulia dan orang-orangnya [yang memegang teguh kebenaran itu] sedikit.”
Wahai Mujahidah! Wahai Ghuraba! Wahai yang lebih memilih akhirat dari pada dunia ini. Wahai saudari terkasih dalam Islam, istri terhormat dari seorang mujahid dan pendamping yang terbaik, segala puji bagi Yang Maha Kuasa. MasyaAllah, kau berbeda dari perempuan lainnya. Kau adalah Mujahidah, seperti suamimu. Kau adalah pahlawan, dan tentara Allah. Dan kau memiliki hati sebuah pohon ek.
Kau memiliki sebuah peran besar, sebuah pesan hebat dalam hidup yang dipilih ini. Kau berjalan bersama teman-temanmu di sebuah jalan mulia, jauh dari dunia yang didominasi barat yang rusak. Ini [disampaikan] kepadamu wahai saudari dalam Islam untuk memahami persyaratan jalan ini, komitmen, konsekuensi dan rintangannya. Sementara Mujahidin adalah orang yang paling bahagia, jihad bukanlah tempat tidur mawar, kehilangan kekayaan, sebagian teman-teman, dan yang paling penting, meninggalkan keluarga dan rumah. Kesabaranmu harus berada di puncak, sehingga tidak mengizinkan hasrat-hasrat memanipulasimu. Selalu panjatkan kepada Allah doa ini, “Ya Muqallibal Qulub wal Absar, tsabbit qulūbanā ‘ ala dīnik” (Wahai Yang Maha Membolak Balikkan Hati dan Pandangan, teguhkanlah hatiku atas agamamu).
Jihad dikelilingi oleh kesulitan. Percayalah, tanpa mereka hidupmu akan sedatar air soda di bawah sinar matahari. Hal yang paling pasti akan kau temui di jalanmu dengan teman-temanmu adalah rumor-rumor dan kebohongan bahwa media berpropagasi tentang jihad dan turunannya. Cukup disayangkan, umat Islam di sekitarmu mungkin percaya dan membeli cerita-cerita mereka. Oleh karena itu padamu saudariku, jadilah penguat kejujuran atas tuduhan-tuduhan palsu ini. Kau harus tabah dan kuat agar tidak terpengaruh oleh propaganda-propaganda ini.
Suami Mujahidmu dan rekan-rekannya ditargetkan oleh para tentara salib yang kejam dan antek-antek mereka, yang sebagian besar adalah anggota masyarakat kita. Betapa memalukan! Dalam perang ini, mereka mengandalkan menyebarkan kebohongan sehingga orang bisa menjauh dan menahan diri dari metode dan cara-cara Mujahidin yang diberkahi. Hal ini menyebabkan kurangnya dukungan dari para pemuda, maka, ukuran konvoi jihad itu terbatas. Mereka berusaha untuk meningkatkan jumlah pengecut yang tidak siap untuk mendukung dien mereka. Sayangnya, propaganda orang-orang kafir telah memasuki beberapa rumah kaum Muslimin dan memelintir pikiran yang lemah – semoga Allah membimbing mereka.
Ini [disampaikan] kepadamu untuk memahami dan menyadari realitas perang media ini. Kau harus menyadari bahwa musuh-musuh kita merekrut siapa saja yang mereka bisa untuk melawan Islam. Merupakan kesedihan pahit kita, umat Islam cenderung menjauh dari Jihad dengan ceramah-ceramah sesat sebagian besar ulama kita sendiri. Para ulama yang dipengaruhi oleh musuh-musuh, dengan hanya beberapa dolar! Tapi Alhamdulillah, umat telah terbangun, dan materi-materi Jihad ada di seluruh jaringan, mengambil bagian dan menyebarkan kebenaran.
Saudariku tersayang dalam Islam, istri Mujahid yang disegani…
Bicaralah kepada orang-orang di sekitarmu yang berbicara buruk tentang jihad. Sarankan mereka untuk bersikap adil dan bijaksana dan tidak mendengarkan satu sisi dan menulikan telinga terhadap imbangannya. Biarkan mereka menyadari bahwa itu penting, setelah mendengar berita dari media mainstream, untuk mengkonfirmasinya dari media Mujahidin.
Istri seorang Mujahid, sebagaimana kau mungkin memperhatikan dengan baik, tidaklah cukup untuk berjalan di sepanjang jalan ini hanya dibungkus emosi atau memiliki keinginan untuk membalas atau memulihkan martabat kita saja. Oleh karena itu, juga tugasmu untuk mempersiapkan dan mempersenjatai diri dengan pengetahuan. Kembangkan pengetahuanmu dalam bidang yang akan membantumu memahami cara-cara para nabi dan Mujahidin. Lahap pengetahuan fardhu mengenai Tauhid dan esensi dien.
Bacalah Al-Qur’an Suci setiap hari dan bersegeralah untuk memahami agamamu dengan lebih baik. Biasakan membaca tentang kehidupan para nabi, mengetahui dengan baik bagaimana mereka berjuang, bagaimana kesabaran mereka selama kesulitan, dan darinya ambillah pelajaran. Baca dan pahami lebih dalam kehidupan para sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم. Mereka harus menjadi teladan dan panutan!
Mujahidin – semoga Allāh melindungi mereka – adalah pengibar bendera perkasa Tauhid, para pengikut Syariat Islam, para pengikut jalan Nabi kita tercinta صلى الله عليه وسلم, yang menyatukan umat Islam!
Wahai ibu dari Mujahidin yang akan datang, kewajiban dan tanggung jawab untuk mengajar dan mencerahkan anak-anakmu terletak pada dua pundakmu. Mereka adalah permata berharga dalam hidupmu. Mereka adalah amanah dan tanggung jawab. Kau harus mengajari mereka tentang Islam dan menyuapi mereka sejarahnya, sehingga mereka dapat belajar untuk mencintai dien mereka dan bersiap-siap untuk bertarung deminya. Di atas semua itu, kau harus mengimunisasi mereka dari pemalsuan dan penipuan yang dituduhkan terhadap dien kita yang sebenarnya. Dorong mereka untuk mencari ilmu yang akan bermanfaat bagi umat Islam.
Saudari dalam Islam, [sedikitnya] jumlah orang saleh seharusnya tidak mengganggumu selama engkau telah mememerankan bagianmu, kebenaran itu indah dan mulia dan orang-orangnya sedikit. Allāh mengatakan, (Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allāh, bahkan mereka mempersekutukan-Nya) [12: 106] dan Ibrahim – Alayhis Salam – sendirian, tapi Allāh memanggilnya ‘Ummah’: Sebuah bangsa.
Ukhti sayang, jika suatu saat angin kekalahan bertiup dalam hidupmu atau telingamu tertutup dengan suara berat bom dan rudal, atau bahkan setelah mendengar pemenjaraan beberapa Mujahidin [yang salah satunya] diketahui [adalah] suamimu, kau harus mendukung dan mendorong suamimu. Jangan pernah mengabaikan atau meninggalkannya pada saat-saat yang dibutuhkan ini.
Setelah pertemuan pertamanya dengan Jibril – ‘Alayhis salam – di gua Hira, Nabi صلى الله عليه وسلم gemetar ketakutan. Pada tahap ini, dia kembali kepada istrinya Khadijah, dan berkata, “Selimutilah aku, selimutilah aku. “Ia menyelimutinya sampai dia kembali tenang. Dia memberitahu Khadijah – Radhuallahu ‘Anha – insiden di dalam gua dan menambahkan bahwa dia merasa ketakutan.
Apakah ia melemah atau gelisah dan bingung? Tentu saja tidak! Sebagai seorang istri ia mencoba untuk menenangkannya dan meyakinkan dia dengan berkata, “Allāh tidak akan mempermalukanmu. Kau menyatukan hubungan rahim; kau menanggung beban kaum yang lemah; kau membantu orang miskin dan orang yang membutuhkan, kau menghibur para tamu dan menanggung kesulitan dalam jalan kebenaran.”
Saudari yang mulia…
Suamimu mungkin berada di atas daftar [orang] yang paling dicari, pada suatu waktu dia juga dapat dipenjara, duka dan kesedihan yang mendalam mungkin akan dilaluinya. Pada saat-saat itu, kau harus menyediakan bahu untuknya menangis, mendukung dan menjadi sumber kekuatan baginya.
Kuatkanlah dia, dan ketika cobaan menyapanya, katakanlah padanya;
Sayang, tak apa-apa, tiada kerugian, … Sebelum engkau, Ammar telah dihina, … Sebelum engkau, Bilal telah bersabar, … dan sebelum engkau, Salahuddin telah menang. Dan … insyaAllah kau [juga] akan menang, baik dengan kemenangan atau mati syahid. (banan/arrahmah.com)