KABUL (Arrahmah.id) – Zabihullah Mujahid, juru bicara Imarah Islam Afghanistan (IIA), mengatakan bahwa setelah meninjau agenda pertemuan Doha yang ketiga, Imarah Islam akan berpartisipasi jika agenda tersebut terbukti bermanfaat bagi Afghanistan.
Zabihullah Mujahid juga mengatakan bahwa dalam pertemuan Doha mendatang, harus ada diskusi tentang keterlibatan yang lebih besar dengan Imarah Islam, pencabutan pembatasan pada pejabat pemerintah sementara, dan menangani masalah-masalah utama mengenai Afghanistan, lansir Tolo News (26/5/2024).
Zabihullah Mujahid, mengatakan kepada Tolo News: “Kami sedang meninjaunya, dan jika itu untuk kepentingan Afghanistan, kami pasti akan berpartisipasi. Namun, jika kondisi Afghanistan tidak dipertimbangkan dan pertemuan-pertemuan ini diadakan untuk menggambarkan Afghanistan sebagai negara yang kacau dan tidak terorganisir, kami pasti tidak akan berpartisipasi.”
Lebih lanjut Mujahid menjelaskan bahwa mereka memilih untuk tidak berpartisipasi dalam pertemuan Doha sebelumnya karena tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Tuntutan-tuntutan ini termasuk perwakilan eksklusif Afghanistan oleh Imarah Islam, pertemuan tingkat tinggi yang terpisah antara penjabat menteri luar negeri dan Sekretaris Jenderal PBB, menghindari diskusi tentang masalah internal Afghanistan, dan kondisi-kondisi khusus lainnya.
Mujahid menambahkan: “Sebelumnya, salah satu syaratnya adalah hanya Imarah Islam yang harus mewakili Afghanistan untuk memastikan persatuan Afghanistan tergambar dalam pertemuan itu. Ini sangat penting.”
Beberapa analis politik mengatakan bahwa jika perwakilan dari Imarah Islam tidak menghadiri pertemuan Doha yang ketiga, maka pertemuan tersebut akan sama tidak produktifnya dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya.
“Taliban telah menuntut agar sebelum pertemuan diadakan, tidak seperti pertemuan kedua, harus ada kesepakatan mengenai isu-isu utama,” kata Moeen Gul Samkani, seorang analis politik.
“Ini adalah pertemuan yang krusial dan menentukan, tetapi hanya jika Imarah Islam sendiri berpartisipasi dan menerima tuntutan yang sah dari masyarakat internasional, yang juga sejalan dengan keinginan rakyat Afghanistan,” kata Zakiullah Mohammadi, seorang analis politik.
Sebelumnya, wakil politik Perdana Menteri dan Penjabat Menteri Luar Negeri menyatakan dalam sebuah pertemuan dengan delegasi Qatar bahwa partisipasi efektif mereka dalam pertemuan Doha ketiga tergantung pada penerimaan tuntutan Imarah Islam. (haninmazaya/arrahmah.id)