SURIAH (Arrahmah.com) – Seorang mujahid muda asal Inggris dilaporkan telah syahid, InsyaAllah, di Suriah. Keluarganya mengungkapkan bahwa Ifthekar Jaman (23) gugur pada akhir pekan lalu dalam jihad yang berlangsung sejauh 2.000 mil dari rumahnya di Hampshire, lansir DM pada Rabu (18/12/2013).
Dia adalah salah satu dari sekitar 350 pria Inggris yang telah mengangkat senjata bersama Mujahidin Al-Qaeda di Suriah – di mana mereka dikenal sebagai British Kataa’ib, yang berarti Brigade Inggris.
Sebulan yang lalu, mujahid muda ini menyatakan bahwa dia siap untuk menjadi seorang syuhada, dia menegaskan, “Aku tidak berencana untuk kembali. Hidup adalah untuk akhirat … yaitu surga yang kekal, sehingga pengorbanan ini hanyalah pengorbanan kecil [untuk bisa memperolehnya].”
Dia juga menyeru kepada Kaum Muslimin Inggris untuk turut bergabung dengannya, menggunakan akun Twitter-nya untuk kemuliaan dalam misi dakwahnya.
Dia mendeskripsikan jihad di Suriah sebagai jihad bintang-5 karena tak melulu bertempur tanpa henti.
Foto-foto terbaru menunjukkan Ifthekar yang juga merupakan pendukung ulama Inggris Syaikh Anjem Choudary ini terlihat membawa senjata di pos pemeriksaan zona jihad.
Ifthekar yang lahir di Portsmouth dan bersekolah di sekolah lokal meninggalkan Inggris awal tahun ini setelah mengatakan kepada orang tuanya bahwa dia akan belajar di Turki. Dia kemudian berusaha bergabung dengan barisan jihad mujahidin dengan melintasi perbatasan ke Suriah pada 14 Mei lalu.
Dia bergabung dengan Mujahidin Daulah Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Iraq and the Sham (ISIS), sebuah kelompok jihad yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan melancarkan jihad melawan pemerintah diktator Suriah, Presiden Bashar Assad.
Gambar-gambar terakhir yang beredar secara online pada awal bulan ini menunjukkan Ifthekar dan beberapa mujahidin asal Inggris lainnya yang bersenjatakan senapan AK-47 memberhentikan kendaraan-kendaraan di sebuah pos pemeriksaan.
Melalui akun Twitter-nya, mujahid muda yang dikenal di Suriah sebagai Abu Abdur Rahman Al-Britani ini juga menyeru untuk mengejar hidup mulia atau mati syahid dan menyadarkan para orang tua Inggris yang mencoba untuk menghentikan anak-anak mereka berjihad ke Suriah.
Dia menulis pada 8 Oktober: “Pada saat ini, para orang tua lebih bangga jika anak-anak mereka mendapatkan pekerjaan bank daripada bergabung dengan Mujahidin.“
Pada tanggal 2 Oktober, Ifthekar mengungkapkan: “Ada sejumlah orang yang berpikir bahwa Jihad di Suriah adalah pertempuran [tanpa henti] 24/7, tapi sebenarnya ini jauh lebih santai dari itu. Mereka menyebutnya sebagai jihad bintang 5.” (banan/arrahmah.com)