Mereka Muslim yang dibesarkan di negara yang berpenduduk mayoritas kafir. Walau begitu, tidak menyurutkan niat mereka untuk mempelajari dan memahami Islam sebagaimana pemahaman pendahulu mereka, pemahaman para salafuh shalih. Mereka percaya bahwa jihad merupakan jalan terbaik untuk membela Islam.
Patrick Boyd Daniel. Ditangkap pada 27 Juli 2009. Daniel dianggap sebagai pemimpin dari kelompok yang terdiri dari tujuh orang di Carolina Selatan. Ia dituduh mendukung gerakan jihad di negara-negara lain termasuk Israel, Yordania, Kosovo dan Pakistan. Menurut dakwaan, Daniel menerima pelatihan “Islam radikal” di Pakistan dan Afghanistan, namun dia tidak dikaitkan dengan Al Qaeda atau kelompok jihad lain yang beroperasi di daerah tersebut.
Adam Gadahn. Gadahn adalah anggota Al Qaeda asal Amerika yang paling dicari dan merupakan warga negara Amerika Serikat pertama sejak tahun 40-an yang dikenakan tuduhan pengkhianatan. Dia adalah salah satu dari dua warga AS yang berada dalam daftar FBI dan termasuk 28 “teroris” yang paling dicari dan AS menawarkan 1 Juta USD untuk informasi yang mengarah kepada penangkapannya. Gadahn dilahirkan di Oregon dan dibesarkan di California, dianggap seorang komandan senior untuk Syaikh Usamah bin Ladin dan dilaporkan memainkan peran sebagai penerjemah, produser video dan penerjemah budaya. Dalam gambar di atas, Gadahn terlihat dalam sebuah video yang diposting di internet, dalam pesannya ia memuji seorang Angkatan Darat AS yang membunuh 13 orang di basis militer Fort Hood di Texas.
Abdul Rahman Yasin. Lahir pada tahun 190 di Bloomington. Yasin dicari karena diduga berpartisipasi dalam pemboman tahun 1993 di WTC, yang mengakibatkan kematian enam orang. Dia adalah salah satu dari dua orang warga AS yang masuk dalam daftar FBI, AS menawarkan sampai 5 juta USD untuk informasi mengenai dirinya. Poster di atas disebar pada tahun 2001.
Syaikh Anwar al-Awlaki. Lahir pada tahun 191 di Las Cruses. Ulama kharismatik ini kadang disebut sebagai “bin Ladin di internet”. Syaikh al-Awlaki berusaha menjangkau Muslim berbahasa Inggris dalam ceramahnya dan mendorong mereka untuk terlibat dalam jihad di Barat. Dia telah dikaitkan dengan penembakan di Fort Hood oleh Mayor Nidal Malik Hasan dan percobaan pemboman di pesawat oleh Umar Farouk Abdulmutalib, mujahid asal Nigeria.
Omar Hammami. Ia dilahirkan di Alabam, pernah muncul di fitur New York Times, “The Jihadi Next Door”. Dibesarkan sebagai seorang Kristen. Putra dari ayah dan ibu Amerika-Suriah ini lambat laun mengenal Islam dan menjadi “Islam fundamentalis” pada tahun 2007 lalu bergabng dengan Al Qaeda Somalia yang mendukung kelompok Al Shabaab. Dia dikatakan sebagai bintang dan perekrut utama, foto di atas adalah pesan videonya pada 31 Maret 2009 yang dirilis dalam forum jihad.
Najibullah Zazi. Ditangkap 16 September 2009. Meskipun lahir di Afghanistan, Zazi dan keluarganya pindah ke New York pada 1999 dan menjadi penduduk secara hukum. Dokumen pengadilan menyatakan bahwa di tahun 2008 ia pergi ke Afghanistan untuk bergabung dengan Taliban meskipun ia direkrut oleh Al Qaeda. Dia kembali ke AS pada bulan Januari 2009, pindah ke Denver dan sebelum akhir tahun dinyatakan bersalah oleh pengadilan AS karena merencanakan meledakkan kereta api bawah tanah New York dengan bom buatan sendiri. Dalam foto, ia dikawal keluar dari helikopter NYPD. Ia kemungkinan akan dijatuhi hukuman seumur hidup.
Nidal Malik Hasan. Ditangkap pada 5 November 2009. Mayor Nidal, dokter militer AS melakukan penembakan di pos Angkatan Darat AS di Fort Hood, Texas yang menewaskan 13 orang. Dia dilahirkan di Arlington, namun Hasan tidak pernah terjun ke zona perang.
John Walker Lindh. Ditangkap 25 November 2001. Lindh kelahiran Washington DC, ditangkap sebagai pejuang musuh sejak AS menginvasi Afghanistan pada tahun 2001. Ia menjadi tertarik dengan Islam setelah melihat Spike Lee dalam film Malcolm X. Lindh sekarang menjalani hukuman penjara 20 tahun.Dalam foto adalah Lindh saat melakukan registrasi di sebuah Madrasah Saudi Hassani Kalan Surani Bannu di Pakistan tahun 2002.
David Headley. Ditangkap 3 Oktober 2009. kelahiran Washington DC, dibebankan dengan panduan lokasi untuk serangan “teroris” 2008 di Mumbai yang menewaskan 174 orang. Seperti ‘Jihad Jane’ Colleen LaRose, yang didakwa merencanakan untuk membunuh kartunis Swedia, Headley juga diduga telah merencanakan serangan terhadap koran Denmark yang menerbitkan kartun kontroversial Nabi Muhammad Saw, pada tahun 2005. Dalam gambar Headley muncul di pengadilan federal di Chicago. Dia telah mengaku tidak bersalah dan menunggu persidangan.
Colleen LaRose, alias Jihad Jane. Ditangkap 15 Oktober 2009. Wanita kelahiran Michigan didakwa atas tuduhan konspirasi untuk memberikan dukungan material kepada teroris dan membunuh seseorang di negara asing. Gadis pirang Amerika bermata hijau dari pinggiran kota Philadelphia menyebut dirinya Jihad Jane dan Fatima LaRose. Dia dituduh berhubungan dengan militan melalui Internet untuk plot aksi terorisme, termasuk rencana untuk membunuh kartunis Swedia.
Faisal Shahzad. Dia ditangkap di bandara New York atas tuduhan bahwa ia mengendarai mobil SUV berisi penuh bahan peledak dan meledak di depan Times Square. Shahzad, warga negara Amerika Serikat kelahiran Pakistan ditangkap dan didakwa dengan tuduhan berusaha melakukan serangan, tampaknya memiliki sedikit pelatihan nyata dalam teknik bahan peledak, menurut pejabat AS. Shahzad tinggal di Shelton, dengan keluarganya sampai mereka kehilangan rumah mereka untuk penyitaan tahun lalu dan keluarga nya terbang dari AS ke Karachi pada bulan Juli 2009. Shahzad akan menghadapi tuduhan terorisme dan memiliki senjata pemusnah massal.
Polisi Pakistan mengawal lima pria yang tangannya diborgol dan diidentifikasi sebagai Aman Hassan Yemer, Abdulah Ahmed Minni, Waqar Hussain Khan, Ramy Zamzam, dan Umar Farooq. Semuanya warga Amerika dari Virginia utara. Mereka bermaksud bergabung dalam jihad di Afghanistan untuk membela kaum Muslim yang dijajah di sana, namun niat mereka belum tercapai, mereka telah ditangkap di perbatasan oleh polisi boneka Pakistan. Kini mereka masih berada di penjara thagut Pakistan dan menjalani persidangan.
(dbs/arrahmah.com)