SARAJEVO (Arrahmah.com) – Mujahid Mevlid Jasarevic tembaki kedubes AS di Sarajevo. Demikian judul berita “Ummah News” yang dilansir Ansar Al Jihad Network, Jum’at (28/10/2011). Bersenjatakan AK 47 Mevlid Jasarevic asal Serbia menembaki kedubes AS di Sarajevo, ibukota Bosnia-Herzegovina dan melukai satu orang petugas keamanan. Mevlid akhirnya dilumpuhkan oleh sniper, terluka tapi masih dalam kondisi hidup. Presiden Bosnia-Herzegovina, Zelko Komsic bergegas keluarkan pernyataan, negara kami bukan surga “teroris”!
Kedubes AS mulai panen serangan
Sarejevo, ibukota Bosnia-Herzegovina, Jum’at (28/10/2011) kemarin dikejutkan oleh peristiwa penembakan kedubes AS. Seorang pria bernama Mevlid Jasarevic, turun dari trem dengan santai, mengendong AK 47 dan mulai menembaki kedubes AS. Mevlid Jasarevic- sebagaimana dituturkan saksi mata-masih sempat memerintahkan para pejalan kaki untuk menjauh, karena targetnya memang hanya kedubes AS.
Tembakan Mevlid berhasil melukai seorang penjaga kedubes. Setelah 30 menit menembaki kedubes AS, sebuah suara menggema dari sniper menuju Mevlid dan melumpuhkannya. Sebuah video dari AP menunjukkan Mevlid yang terjatuh, namun tetap masih hidup. Sesaat kemudian keamanan setempat panik dan segera membuat pagar betis di sekitar aera pusat bisnis, universitas, dan pusat perbelanjaan di kota.
Foto-foto Mevlid saat ini beredar luas, juga videonya, memperlihatkan sosoknya yang berperawakan tinggi, memakai jaket coklat dan berjalan dengan tenangnya. Ansar Al Jihad Network menjulukinya Mujahid.
“Saya dapat mengonfirmasi bahwa terjadi insiden di daerah sekitar kedutaan besar. Kedutaan besar sekarang ditutup. Kami sedang menunggu polisi untuk menertibkan keadaan,” ujar seorang juru bicara kedutaan yang dihubungi melalui telepon dari dalam gedung.
Presiden Bosnia : Negara kami bukan surga teroris!
Pasca serangan kedubes AS di ibukota Bosnia, Sarajevo, Presiden Bosnia, Zeljko Komsic langsung bicara. Sebagai sekutu dan antek AS yang setia, Zeljko langsung berjanji akan menjamin keamanan semua warga negara dan perwakilan diplomatik AS di wilayahnya.
Hal itu disampaikan Zeljko usai bertemu Duta Besar AS Patrick Moon. Diapun mengatakan bahwa negaranya bukanlah surga para “teroris”.
Zeljko mungkin lupa atau pura-pura lupa bahwa negaranya, Bosnia-Herzegovia, khususnya Muslim Bosnia pernah mengalami pembantaian besar-besaran oleh kafirin dari etnis Serbia di tahun 1992-1995, saat komunis Yugoslavia mengalami keruntuhan. Pada saat itu, kaum Muslimin dari penjuru dunia, khususnya mujahidin berjihad di Bosnia untuk membantu saudara-saudara Muslimnya, hingga pasukan kafir akhirnya bisa dikalahkan dan diusir.
Sayangnya Bosnia akhirnya lebih memilih untuk bersekutu dan menjadi antek AS daripada menerapkan syariat Islam secara kaafah dan bahkan kemudian memerangi mujahidin di bawah slogan palsu perang melawan terorisme. Pada saat itu, AS memakai tangan NATO untuk intervensi ke Bosnia dengan alasan menengahi kesepatan damai yang mengakhiri jihad di Bosnia.
Kedutaan besar Amerika Serikat di Sarajevo pernah ditutup sebentar pada bulan Maret 2002 karena adanya ancaman, namun belum pernah diserang sebelumnya hingga akhirnya terjadi penembakan untuk yang pertama kalinya oleh seorang Mevlid Jasareciv. Allahu Akbar!
(M Fachry/arrahmah.com)